Rahasia Co-Parenting Sukses: Tips Jitu & Efektif untuk Orang Tua

Redaksi

Rahasia Co-Parenting Sukses: Tips Jitu & Efektif untuk Orang Tua
Sumber: Hellosehat.com

Perceraian adalah peristiwa yang menyakitkan, khususnya bagi anak-anak yang terlibat. Namun, di tengah dampak negatifnya, muncul sebuah konsep yang berusaha meminimalisir trauma dan menjaga kesejahteraan anak: *co-parenting*. Konsep ini mungkin masih terdengar asing, tetapi semakin banyak diterapkan sebagai solusi pengasuhan anak pasca-perceraian. Artikel ini akan membahas seluk-beluk *co-parenting*, manfaatnya, serta tips praktis menjalankannya.

Perceraian di Indonesia terus meningkat. Data BPS tahun 2021 menunjukkan lonjakan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Banyak keluarga yang harus menghadapi kenyataan pahit ini.

Apa itu *Co-Parenting*?

*Co-parenting* adalah pola pengasuhan anak yang dilakukan bersama oleh kedua orangtua yang telah bercerai. Ini bukan sekadar berbagi waktu, melainkan kerjasama aktif dalam pengambilan keputusan dan pengasuhan anak.

Kedua orangtua berperan setara dalam memberikan dukungan, baik secara emosional maupun materiil. Tujuan utama *co-parenting* adalah untuk meminimalkan dampak negatif perceraian terhadap anak.

Manfaat Menerapkan *Co-Parenting*

Penerapan *co-parenting* memberikan beragam manfaat bagi anak. Hal ini diyakini dapat mengurangi dampak psikologis negatif dari perceraian.

Merasa Aman dan Terarah

Anak yang merasakan kasih sayang dan dukungan konsisten dari kedua orangtuanya akan merasa lebih aman. Mereka lebih mudah beradaptasi dengan situasi baru pasca-perceraian.

*Co-parenting* juga membantu anak tetap terarah dan terdidik. Mereka tetap mendapatkan arahan dan bimbingan dari kedua orangtuanya, membangun disiplin diri dan harga diri.

Mampu Memecahkan Masalah dan Menjaga Hubungan Baik

Anak-anak belajar dari contoh yang mereka lihat. *Co-parenting* mengajarkan anak cara memecahkan masalah dan bekerja sama secara efektif, meskipun dalam situasi sulit.

Melihat kedua orangtuanya mampu bekerjasama dengan baik, anak-anak juga belajar bagaimana memelihara hubungan yang sehat dan kuat. Ini menjadi teladan berharga untuk hubungan mereka di masa depan.

Sehat Mental dan Emosional

Perceraian dapat memicu masalah kesehatan mental pada anak, seperti depresi atau kecemasan. *Co-parenting* membantu meminimalkan risiko ini.

Dengan dukungan dan kasih sayang yang konsisten, anak-anak lebih terlindungi dari dampak negatif perceraian dan lebih mudah berkembang secara emosional dan mental.

Tips Menjalankan *Co-Parenting* yang Efektif

Menerapkan *co-parenting* memerlukan komitmen dan kerja sama yang kuat dari kedua orangtua. Berikut beberapa tips untuk menjalankannya secara efektif.

Singkirkan Amarah dan Benci

Suksesnya *co-parenting* bergantung pada kemampuan kedua orangtua mengesampingkan amarah dan dendam pribadi. Fokus utama adalah kesejahteraan anak.

Saling menghormati dan berkomunikasi secara dewasa sangat penting. Jika muncul emosi negatif, carilah cara yang sehat untuk mengatasinya, misalnya dengan berolahraga atau curhat kepada orang terpercaya. Hindari meluapkan emosi di depan anak.

Jangan Libatkan Anak dalam Permasalahan

Hindari melibatkan anak dalam konflik antara kedua orangtua. Anak tidak seharusnya menjadi mediator atau tempat curhat orangtua.

Komunikasikan permasalahan secara langsung dengan mantan pasangan. Jaga agar anak tetap berada dalam lingkungan yang aman dan nyaman, jauh dari pertengkaran orangtua.

Simpan Masalah untuk Diri Sendiri

Jangan pernah berbicara buruk tentang mantan pasangan di depan anak. Anak berhak untuk mencintai dan menjalin hubungan baik dengan kedua orangtuanya.

Jaga netralitas dan hindari memengaruhi pandangan anak terhadap salah satu orangtua. Berikan ruang bagi anak untuk memiliki hubungan yang sehat dengan kedua belah pihak.

Bersikap Fleksibel dan Jadilah Sebuah Tim

Fleksibelitas sangat penting dalam *co-parenting*. Bersedia berkompromi dan bertukar jadwal jika diperlukan.

Ingat, kebutuhan anak adalah prioritas utama. Jadilah tim yang solid dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat krusial.

Kesimpulannya, *co-parenting* bukan sekadar pembagian waktu dan tanggung jawab, melainkan sebuah komitmen untuk bersama-sama memberikan yang terbaik bagi anak setelah perpisahan. Dengan kesabaran, komunikasi yang efektif, dan fokus pada kesejahteraan anak, *co-parenting* dapat menjadi solusi yang efektif untuk meminimalkan dampak negatif perceraian bagi perkembangan anak. Keberhasilannya bergantung pada kemauan kedua orangtua untuk meletakkan ego dan bekerja sama demi masa depan anak.

Also Read

Tags

Topreneur