Rahasia Imlek: Ikan Dingkis Laris Manis, Inilah Alasannya

Redaksi

Rahasia Imlek: Ikan Dingkis Laris Manis, Inilah Alasannya
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan berbagai tradisi unik, salah satunya adalah konsumsi ikan dingkis. Ikan ini menjadi buruan utama, mengakibatkan harga jualnya melambung hingga ratusan ribu rupiah per kilogram menjelang perayaan.

Minat tinggi terhadap ikan dingkis bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat Tionghoa, ikan ini dianggap membawa keberuntungan di tahun baru.

Mengapa Ikan Dingkis Menjadi Primadona Imlek?

Nama ikan dingkis dalam bahasa Mandarin, “Yu” atau “Yoo yang”, memiliki bunyi yang mirip dengan kata “keuntungan”. Hal ini dipercaya membawa dampak positif bagi kehidupan mereka.

Selain faktor nama, terdapat alasan lain yang mendasari tingginya permintaan ikan dingkis selama Imlek. Ikan ini memiliki kandungan gizi tinggi, terutama pada masa reproduksi.

Karakteristik dan Habitat Ikan Dingkis

Ikan dingkis, juga dikenal sebagai “ikan baronang susu”, memiliki ciri khas cairan putih seperti susu jika bagian bawah tubuhnya ditekan. Hal ini dikonfirmasi oleh artikel Diskan Batam pada 9 Juli 2024.

Habitatnya berada di perairan kaya rumput laut dan lamun, biasanya di sekitar terumbu karang. Rumput laut dan lamun menjadi sumber makanan utama ikan ini.

Pada musim Imlek, ikan dingkis memasuki masa pemijahan. Kandungan telur di dalam tubuhnya pun melimpah, menjadi sumber vitamin yang baik untuk tubuh.

Tradisi dan Keberuntungan dalam Hidangan Imlek

Konsumsi ikan pada Imlek merupakan tradisi kuat bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi ini dikenal sebagai Nian Nian Yau Yue, yang berarti “setiap tahun ada ikan”.

Kepercayaan akan keberuntungan yang dibawa ikan, terutama ikan dingkis, menjadi faktor utama tingginya permintaan. Hal ini bukan sekadar soal rasa, melainkan juga simbol harapan.

Selain kepercayaan akan keberuntungan, nilai budaya dan kelangkaan relatif ikan dingkis di luar musim Imlek juga turut mendorong peningkatan permintaan.

Dampak Ekonomi dan Kesimpulan

Ketersediaan ikan dingkis yang melimpah di perairan Kepulauan Riau menjadi berkah bagi para nelayan setempat. Mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan yang signifikan saat Imlek.

Harga jual yang mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram menunjukkan nilai ekonomi yang tinggi dari ikan dingkis, sekaligus menjadi bukti betapa kuatnya tradisi dan kepercayaan masyarakat Tionghoa terhadap ikan ini.

Tradisi Imlek yang kaya akan makna simbolis dan budaya, menjadikan ikan dingkis lebih dari sekadar hidangan. Ikan ini menjadi representasi harapan, keberuntungan, dan kemakmuran di tahun baru. Nilai budaya dan ekonomi yang terkandung di dalamnya menjadikan ikan dingkis sebagai komoditas unik yang selalu dinanti setiap perayaan Imlek.

Also Read

Tags

Topreneur