Produsen elektronik Polytron baru-baru ini meluncurkan mobil listrik pertamanya, G3. Peluncuran ini tak lepas dari kontroversi, dengan munculnya tudingan bahwa G3 hanyalah hasil “rebadge” dari mobil listrik asal Tiongkok, Skyworth Auto.
Namun, Polytron membantah tegas tudingan tersebut. Perusahaan menyatakan bahwa G3 bukan sekadar penempelan ulang logo, melainkan hasil kerja sama dan penyesuaian yang signifikan untuk pasar Indonesia.
Bantahan Polytron Terhadap Tudingan “Rebadge”
Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo, menjelaskan bahwa spesifikasi Polytron G3 berbeda dengan mobil Skyworth Auto. Perusahaan melakukan sejumlah penyesuaian agar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar Indonesia.
Tekno menyebut kerja sama ini sebagai “sharing platform,” praktik yang umum di industri otomotif global. Polytron memilih Skyworth Auto karena dinilai memiliki visi yang selaras dan produk yang sesuai untuk dimodifikasi.
Perbandingan Spesifikasi Polytron G3 dan Skyworth K
Skyworth Auto, perusahaan asal Tiongkok yang berdiri sejak 2017, memproduksi beberapa model mobil listrik, termasuk Skyworth K. Model ini memiliki dimensi yang cukup besar, dengan panjang 4.720 mm, lebar 1.908 mm, dan tinggi 1.696 mm.
Meskipun memiliki kemiripan dimensi dengan Polytron G3, perbedaan signifikan terdapat pada performa. Skyworth K memiliki jarak tempuh hingga 620 km (berdasarkan NEDC) dengan baterai 85.97 kWh. Sementara itu, Polytron G3 dan G3+ memiliki jarak tempuh 402 km (CLTC) dengan baterai 51.916 kWh.
Perbedaan lainnya terletak pada akselerasi. Skyworth K mampu mencapai kecepatan 0-100 km/jam dalam 9,6 detik. Polytron juga menambahkan fitur audio XBR by Polytron dengan woofer dan tweeter yang mumpuni sebagai pembeda utama.
Kerja Sama Polytron dan Skyworth Auto: Strategi dan Masa Depan
Kolaborasi Polytron dan Skyworth Auto didasari pada kesamaan visi dan pencarian produk yang sesuai dengan pasar Indonesia. Setelah menemukan kesesuaian, Polytron melakukan penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal.
Langkah selanjutnya adalah pembangunan pabrik perakitan di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk memperpendek rantai pasokan, menekan biaya produksi, dan meningkatkan daya saing produk melalui lokalisasi. Target produksi kedua perusahaan mencapai hampir 10.000 unit Skyworth dalam tiga tahun mendatang.
Saat ini, perakitan Polytron G3 masih dikerjakan oleh PT Handal. Polytron tengah menyiapkan fasilitas produksi sendiri dan berinvestasi pada peralatan yang dibutuhkan.
Melalui kerja sama ini, Polytron berupaya menghadirkan mobil listrik yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia, sekaligus menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan industri otomotif nasional. Meskipun terdapat kemiripan desain dengan model Skyworth K, Polytron menekankan bahwa G3 merupakan hasil modifikasi dan penyesuaian yang signifikan untuk menghasilkan produk yang kompetitif dan sesuai dengan karakteristik jalan dan kebutuhan konsumen di Indonesia. Langkah ini menunjukkan strategi yang terukur dan cermat dalam memasuki pasar mobil listrik yang semakin kompetitif.