Rahasia Sukses Bung Hatta: Inspirasi & Tips Suka Membaca

Redaksi

Rahasia Sukses Bung Hatta: Inspirasi & Tips Suka Membaca
Sumber: Detik.com

Indonesia memperingati Hari Buku Nasional setiap tanggal 17 Mei. Peringatan ini bertepatan dengan hari berdirinya Perpustakaan Nasional pada tahun 1980.

Inisiatif Hari Buku Nasional diluncurkan oleh mantan Menteri Pendidikan, Abdul Malik Fadjar pada tahun 2002. Tujuannya untuk meningkatkan minat baca dan literasi di seluruh lapisan masyarakat, terutama di kalangan pelajar dan remaja. Masa remaja dianggap sebagai periode penting perkembangan imajinasi dan pengetahuan.

Literasi sangat penting untuk membentuk pemikiran kritis, empati, dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia. Salah satu tokoh Indonesia yang dikenal sangat gemar membaca adalah Bung Hatta.

Bung Hatta dan Buku

Sejarawan Bonnie Triyana menjelaskan kecintaan Bung Hatta terhadap buku dimulai sejak masa muda di Padang, Sumatera Barat. Ia berasal dari keluarga kelas menengah yang memberinya akses pendidikan berkualitas.

Pendidikan Bung Hatta dimulai dari sekolah dasar swasta dan sekolah rakyat di Bukittinggi. Setelah tiga tahun, ia pindah ke ELS (sekolah untuk orang kulit putih) di Bukittinggi, kemudian ke ELS Padang pada 1916.

Setelah lulus ELS, ia melanjutkan pendidikan ke MULO di Padang, lalu ke HBS di Batavia. Di Batavia, ia rajin membeli buku-buku berkualitas dari toko loak di Harmoni dengan uang jajannya.

Bung Hatta konsisten menyisihkan uang jajannya untuk membeli buku sejak masih pelajar. Kecintaannya pada buku ini berlanjut hingga akhir hayatnya.

Koleksi buku Bung Hatta mencapai sekitar 10.000 judul. Buku baginya adalah harta yang sangat berharga.

Bung Hatta bahkan pernah marah kepada pemerintah Belanda karena buku-bukunya tidak diangkut ke tempat pengasingannya. Ia sangat mencintai buku-bukunya.

Sejarawan Bonnie Triyana menuturkan, Bung Hatta pernah menyatakan rela dipenjara asalkan bersama buku-bukunya. Baginya, buku adalah sumber kebebasan.

Saat diasingkan ke Digul pada 1935, Bung Hatta meminta pemerintah kolonial untuk mengangkut 16 peti buku miliknya. Jumlah buku tersebut diperkirakan mencapai 1.600 buah.

Koleksi buku Bung Hatta saat ini masih tersimpan rapi di rumahnya di Jalan Diponegoro 57, Jakarta. Koleksi tersebut dapat dilihat oleh publik.

3 Tips Gemar Membaca Ala Bung Hatta

Badan Bahasa Kemendikbudristek memberikan tiga tips gemar membaca yang terinspirasi dari kisah Bung Hatta.

1. Investasi Buku

Sejak muda, Bung Hatta telah mengumpulkan lebih dari 8.000 buku. Ia bahkan membawa buku-bukunya ke tempat pengasingan.

Buku merupakan investasi masa depan. Membaca memperluas wawasan dan meningkatkan kepercayaan diri.

Jangan ragu untuk mengalokasikan sebagian penghasilan untuk membeli buku. Mulailah dari buku yang menarik minat Anda.

2. Disiplin Membaca

Bung Hatta memiliki jadwal membaca yang ketat. Buku pelajaran dibaca malam hari, sementara buku fiksi dan umum dibaca sore hari.

Baginya, membaca membutuhkan waktu untuk kontemplasi agar pesan dalam buku dapat dipahami dengan baik.

Mulailah dengan buku yang menarik dan relevan. Tidak perlu langsung menyelesaikannya sekaligus, cukup disiplin membaca sedikit demi sedikit setiap hari.

3. Jadikan Gaya Hidup

Bung Hatta menganggap buku sebagai sumber energi dan kebebasan bagi pencari ilmu. Jiwa nasionalismenya juga terinspirasi dari berbagai tokoh dunia yang dibacanya.

Gantilah kebiasaan scroll media sosial dengan membaca buku selama 10 menit. Ajak teman berdiskusi tentang buku yang telah dibaca.

Dengan demikian, Anda akan mendapatkan berbagai sudut pandang yang berbeda tentang sebuah buku.

Kisah Bung Hatta sebagai “kutu buku” dan tips membaca ala beliau diharapkan dapat menginspirasi kita semua. Selamat Hari Buku Nasional 2025!

Also Read

Tags

Topreneur