Timnas Indonesia menelan kekalahan telak 0-6 dari Jepang dalam laga penutup kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C di Stadion Suita, Osaka. Kekalahan ini menjadi catatan pahit bagi skuad Garuda, bahkan lebih buruk daripada pertemuan pertama kedua tim di Jakarta November lalu.
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menganalisis kekuatan Jepang yang mendominasi pertandingan. Ia menekankan pergerakan dan kerjasama tim yang apik sebagai kunci kemenangan Jepang.
Keunggulan Strategi dan Pergerakan Tim Jepang
Kluivert mengagumi permainan kolektif dan individu pemain Jepang. Mereka menunjukkan pergerakan yang terkoordinasi dan tepat.
Tekanan tinggi yang diterapkan Jepang juga sangat efektif, membuat Indonesia kesulitan mengembangkan permainan.
Meskipun menurunkan pemain-pemain lapis kedua tanpa bintang seperti Takumi Minamino dan Ritsu Doan, Jepang tetap tampil dominan.
Dominasi Mutlak Jepang di Lapangan
Statistik pertandingan menunjukkan dominasi mutlak Jepang. Sofascore mencatat penguasaan bola Jepang mencapai 71 persen.
Tim Samurai Biru melepaskan 22 tembakan ke gawang Indonesia, 10 di antaranya merupakan peluang emas. Sebaliknya, Indonesia hanya menguasai bola 29 persen dan sama sekali tidak menghasilkan tembakan mengarah ke gawang.
Enam gol Jepang dicetak oleh Daichi Kamada (dua gol), Takefusa Kubo, Ryoya Morishita, Shuto Machino, dan Mao Hosoya.
Analisis Kluivert dan Prospek Jepang di Piala Dunia 2026
Kluivert mengakui kesulitan timnya menghadapi pressing dan penguasaan bola cepat Jepang. Hal ini membuat pertahanan Indonesia kerepotan sepanjang pertandingan.
Ia memprediksi Jepang akan menjadi ancaman serius di Piala Dunia 2026 mendatang. Kemampuan kolektif dan individu yang mumpuni menjadikan mereka lawan yang tangguh bagi negara-negara lain.
Jepang telah memastikan tempat di Piala Dunia 2026 setelah mengalahkan Bahrain pada Maret lalu. Ini menjadi penampilan kedelapan mereka di putaran final Piala Dunia sejak debut di tahun 1998.
Kapten tim, Wataru Endo, menargetkan gelar juara Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Jepang sebelumnya empat kali mencapai babak 16 besar.
Kekalahan telak ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia. Namun, pertandingan melawan Jepang juga menunjukkan potensi besar tim Samurai Biru di panggung dunia. Kemampuan mereka dalam menguasai pertandingan, baik secara individu maupun kolektif, patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi tim-tim lain.
Indonesia perlu melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan performa di masa depan. Melihat dominasi Jepang, perbaikan di berbagai sektor, mulai dari strategi permainan hingga kualitas individu pemain, menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk bersaing di kancah internasional.