Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkapkan bahwa anggaran pendidikan Indonesia mencapai 22% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Beliau menyebutnya sebagai angka tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Namun, di tengah angka fantastis tersebut, Presiden Prabowo juga melontarkan pertanyaan kritis mengenai efektivitas alokasi anggaran yang besar ini. Ia mempertanyakan apakah dana tersebut telah tepat sasaran dan memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Anggaran Pendidikan Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tapi…
Pernyataan Presiden Prabowo disampaikan dalam puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Bogor. Angka 22% dari APBN yang dialokasikan untuk pendidikan memang terbilang besar.
Namun, kenyataannya masih banyak sekolah di Indonesia yang kondisinya memprihatinkan. Presiden Prabowo sendiri mengaku masih melihat banyak sekolah dengan fasilitas yang sangat terbatas, seperti keterbatasan toilet.
Beliau menekankan pentingnya evaluasi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan. Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana anggaran sebesar itu belum mampu mengatasi masalah mendasar di banyak sekolah.
Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC): Revitalisasi Sekolah
Sebagai solusi, pemerintah meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), salah satunya adalah revitalisasi sekolah. Program ini menargetkan revitalisasi 11.000 sekolah.
Anggaran yang disiapkan untuk tahap pertama revitalisasi sekolah ini mencapai Rp 17 triliun. Dana tersebut berasal dari realokasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk terus melakukan penghematan dan memperbaiki sekolah-sekolah di Indonesia secepat mungkin. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan negara yang lebih efektif.
Digitalisasi Pendidikan: Menuju Kelas Cerdas
Selain revitalisasi fisik sekolah, pemerintah juga mendorong digitalisasi pendidikan. Program ini akan menyediakan 15.000 satuan pendidikan dengan smart board dan pelatihan guru.
Kemendikdasmen telah menyiapkan anggaran Rp 2 triliun untuk program ini. Distribusi smart board dan pelatihan guru akan dimulai pada tahun ini.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, diharapkan proses belajar mengajar dapat menjadi lebih efektif dan menyenangkan, menciptakan generasi Indonesia yang lebih unggul.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menambahkan bahwa program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pendidikan merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Harapannya, dengan perbaikan infrastruktur dan teknologi pendidikan, siswa dapat belajar dengan lebih bersemangat dan meraih prestasi yang lebih baik.
Program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pendidikan merupakan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Meskipun anggaran yang dialokasikan terbilang besar, efektivitas dan pengawasan tetap menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga langkah ini bisa membawa perubahan nyata dan menciptakan generasi Indonesia yang unggul dan berdaya saing global. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran menjadi sangat penting untuk memastikan dana tersebut benar-benar sampai dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.