RI Dilirik China-Rusia, Teknologi Nuklir untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Redaksi

RI Dilirik China-Rusia, Teknologi Nuklir untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Sumber: CNNIndonesia.com

Indonesia tengah mempertimbangkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional. Tawaran teknologi pembangunan PLTN telah disampaikan oleh China dan Rusia kepada pemerintah Indonesia.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa tawaran tersebut disampaikan langsung oleh kedua negara kepada Presiden dan Menteri ESDM saat kunjungan kerja ke negara tersebut. “Jadi untuk teknologi yang ditawarkan katanya itu ada dari China dan dari Rusia. Ini mungkin dari kunjungan Pak Menteri kemarin, ya mungkin ada pembahasan, kita tunggu penjelasan dari Pak Menteri,” ujar Yuliot di Kementerian ESDM, Jumat (20/6).

Namun, Yuliot menekankan bahwa Indonesia belum memutuskan teknologi mana yang akan digunakan. Proses peninjauan terhadap proposal dari China dan Rusia akan dilakukan terlebih dahulu. Faktor utama yang akan dipertimbangkan adalah kesesuaian teknologi dan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang ditargetkan sekitar 40 persen.

Pembangunan PLTN merupakan salah satu opsi untuk menyediakan pembangkit listrik *baseload* tanpa emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai dengan kebijakan pemerintah. PLTN dianggap sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 menargetkan pembangunan PLTN dengan total kapasitas 500 megawatt (MW). Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan energi nuklir sebagai bagian dari bauran energi nasional.

Kementerian ESDM telah menetapkan pengembangan energi nuklir melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 85.K/TL.01/MEM.L/2025 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional. Keputusan ini menjadi landasan hukum bagi pengembangan energi nuklir di Indonesia.

Tantangan dan Pertimbangan Pembangunan PLTN di Indonesia

Meskipun menawarkan solusi energi bersih, pembangunan PLTN di Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah aspek keselamatan dan keamanan. Teknologi PLTN harus dijamin aman dan handal untuk mencegah kecelakaan nuklir yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kesehatan yang serius.

Selain itu, Indonesia perlu mempertimbangkan aspek pengelolaan limbah radioaktif. Limbah radioaktif merupakan produk sampingan dari operasi PLTN yang memerlukan penanganan dan penyimpanan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah radioaktif membutuhkan teknologi dan infrastruktur yang canggih dan teruji.

Aspek sosial dan ekonomi juga perlu dipertimbangkan. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan PLTN agar tercipta penerimaan yang luas. Selain itu, dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar lokasi PLTN juga perlu dikaji secara komprehensif.

Teknologi PLTN dari China dan Rusia

Baik China maupun Rusia memiliki pengalaman dan teknologi yang cukup maju di bidang PLTN. Namun, kedua negara memiliki teknologi yang berbeda, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Indonesia perlu melakukan evaluasi secara komprehensif untuk memilih teknologi yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia.

Evaluasi tersebut perlu meliputi aspek teknis, ekonomi, dan keamanan. Aspek teknis meliputi efisiensi, keandalan, dan kemudahan pemeliharaan. Aspek ekonomi meliputi biaya investasi, biaya operasi, dan dampak ekonomi terhadap masyarakat. Aspek keamanan meliputi keselamatan operasi, proteksi radiasi, dan pengelolaan limbah radioaktif.

Keputusan mengenai teknologi PLTN yang akan diadopsi oleh Indonesia akan berdampak signifikan bagi masa depan energi nasional. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara hati-hati dan transparan, dengan mempertimbangkan semua aspek secara komprehensif.

Kesimpulannya, pembangunan PLTN di Indonesia merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, proses ini memerlukan pertimbangan yang matang, dengan memperhatikan aspek keselamatan, keamanan, pengelolaan limbah, dan dampak sosial ekonomi.

Also Read

Tags

Topreneur