Sejarawan Profesional Ulang Sejarah Nasional: Fadli Zon Ungkap Fakta

Redaksi

Sejarawan Profesional Ulang Sejarah Nasional: Fadli Zon Ungkap Fakta
Sumber: Liputan6.com

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait program penulisan ulang sejarah nasional. Ia menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. Penulisan sejarah ini dilakukan oleh para sejarawan profesional, bukan oleh aktivis atau politisi. Hal ini bertujuan untuk memastikan keakuratan dan kompetensi dalam penyusunan narasi sejarah Indonesia.

Fadli Zon menjelaskan bahwa proyek ini merupakan upaya untuk memperbarui catatan sejarah Indonesia yang sudah lama terabaikan. Pemerintah, katanya, sudah cukup lama tidak melakukan penulisan sejarah secara resmi.

Penulisan Ulang Sejarah: Bukan Revisi, Melainkan Pembaruan

Fadli Zon menegaskan bahwa istilah “penulisan ulang sejarah” bisa sedikit menyesatkan. Ia lebih tepat disebut sebagai “penulisan sejarah” yang merupakan proses berkelanjutan untuk memperbarui dan melengkapi informasi sejarah yang sudah ada.

Proyek ini telah dimulai sejak Januari 2025, dan merupakan inisiatif yang sudah direncanakan sejak awal masa jabatannya sebagai Menteri Kebudayaan.

Perlunya Pembaruan Sejarah Indonesia

Lebih dari dua dekade telah berlalu sejak terakhir kali pemerintah secara resmi menulis sejarah, yaitu pada masa pemerintahan Presiden Habibie. Banyak temuan baru, terutama di bidang arkeologi, yang belum tercatat dalam narasi sejarah nasional.

Salah satu contohnya adalah penemuan lukisan purba tertua di dunia yang berada di Indonesia. Lukisan tersebut diperkirakan berusia 51.200 tahun, bahkan mungkin lebih tua lagi, mengalahkan penemuan serupa di Perancis yang berusia 35.000 tahun.

Temuan Arkeologi dan Sejarah Islam

Selain temuan arkeologi, penulisan ulang sejarah juga akan mencakup penemuan-penemuan baru terkait sejarah masuknya Islam di Indonesia.

Bukti-bukti baru menunjukkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia jauh lebih awal dari yang selama ini diperkirakan, yaitu pada abad ke-7 Masehi atau abad pertama Hijriah. Ini berbeda signifikan dengan narasi yang selama ini diterima secara umum yang menyebutkan abad ke-13.

Menjamin Objektivitas dan Kompetensi

Fadli Zon menekankan pentingnya peran sejarawan profesional dalam proses penulisan sejarah ini. Para sejarawan memiliki keahlian dan kompetensi untuk menganalisis data dan sumber sejarah secara objektif.

Mereka adalah “dokter” dan “profesor” di bidang sejarah, sehingga dapat memastikan keakuratan dan kualitas penulisan sejarah. Kehadiran mereka diharapkan dapat menepis kekhawatiran masyarakat akan adanya bias politik atau kepentingan tertentu.

Proses penulisan ulang sejarah ini, menurut Fadli Zon, bertujuan untuk melengkapi dan memperbarui catatan sejarah Indonesia dengan temuan-temuan baru yang valid dan teruji. Ia berharap proyek ini akan menghasilkan narasi sejarah yang lebih komprehensif dan akurat untuk generasi mendatang. Dengan demikian, pemahaman sejarah Indonesia akan menjadi lebih kaya dan mendalam, berdasarkan data dan bukti-bukti yang terverifikasi. Semoga proyek ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Also Read

Tags

Topreneur