Militer Israel melancarkan serangan terhadap infrastruktur milik kelompok Hizbullah di dekat Naqoura, Lebanon Selatan pada Sabtu, 21 Juni. Serangan ini dilakukan oleh Angkatan Laut Israel dan menargetkan fasilitas yang diduga digunakan untuk merencanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel.
Pernyataan resmi militer Israel menyebut serangan tersebut menargetkan infrastruktur milik pasukan Radwan Hizbullah. Pasukan Radwan merupakan unit elit Hizbullah yang dikenal aktif dalam operasi lintas perbatasan. Serangan ini terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Israel memperingatkan Hizbullah agar tidak terlibat dalam konflik antara Israel dan Iran.
“Pada malam hari, sebuah kapal Angkatan Laut Israel menyerang infrastruktur milik pasukan Radwan Hizbullah di wilayah Naqoura, Lebanon selatan,” demikian pernyataan militer Israel, mengutip AFP. Pernyataan ini menegaskan komitmen Israel untuk mencegah ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah.
Ketegangan Meningkat di Perbatasan Lebanon-Israel
Serangan ini menandai peningkatan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada November lalu. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk mengakhiri serangkaian pertempuran mematikan yang dipicu oleh aksi solidaritas Hizbullah terhadap Hamas pasca serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Meskipun gencatan senjata telah disepakati, ketegangan tetap tinggi. Militer Lebanon sebelumnya telah melaporkan pembongkaran infrastruktur milik Hizbullah sebagai bagian dari implementasi gencatan senjata, namun juga mengkritik pelanggaran yang dilakukan Israel dan penolakan kerja sama dalam mekanisme pemantauan.
Tentara Lebanon memperingatkan bahwa pelanggaran berulang dari kesepakatan gencatan senjata oleh Israel dapat menyebabkan Lebanon menghentikan kerja sama dalam inspeksi lapangan. Situasi ini menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian di wilayah tersebut dan potensi eskalasi konflik yang sangat nyata.
Korban Jiwa dan Reaksi Internasional
Laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan seorang warga sipil tewas pada Jumat malam akibat serangan drone Israel terhadap sebuah sepeda motor di desa yang sama di Lebanon Selatan. Kejadian ini semakin memperkeruh situasi dan menimbulkan kecaman dari berbagai pihak internasional.
Serangan Israel terhadap Hizbullah kemungkinan akan memicu reaksi internasional, khususnya dari negara-negara yang mendukung Lebanon dan mengutuk tindakan militer Israel yang dianggap melanggar kedaulatan Lebanon. PBB kemungkinan akan mengeluarkan pernyataan resmi mengenai situasi ini dan menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri.
Penting untuk dicatat bahwa informasi yang beredar di media sosial dan berbagai sumber berita perlu diverifikasi untuk menghindari penyebaran informasi yang salah. Situasi di perbatasan Lebanon-Israel sangat dinamis dan perkembangan terbaru perlu dipantau secara seksama.
Ke depan, perlu adanya upaya diplomatik yang intensif untuk mende-eskalasi ketegangan dan mencegah eskalasi konflik bersenjata. Penting bagi semua pihak untuk berkomitmen pada gencatan senjata dan menyelesaikan perselisihan melalui jalur damai dan dialog.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi kompleksitas konflik di Timur Tengah dan perlunya solusi politik jangka panjang untuk memastikan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. Ketidakstabilan politik dan konflik internal di negara-negara tetangga juga turut mempengaruhi kondisi di perbatasan Lebanon-Israel.
(tst/dal)