Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan raya Indonesia. Sebuah truk rem blong menghantam angkot yang tengah membawa rombongan takziah, menewaskan 11 orang dan melukai 6 lainnya. Insiden ini menyoroti masalah serius dalam sektor transportasi darat di Indonesia yang perlu segera ditangani.
Peristiwa nahas tersebut terjadi di Jalan Purworejo-Magelang, Desa Kalijambe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Rabu, 7 Mei 2025. Kecelakaan ini menjadi tragedi terbaru dari rentetan kecelakaan yang disebabkan oleh truk rem blong.
Kecelakaan Maut di Purworejo: 11 Nyawa Melayang
Sebanyak 11 penumpang dan sopir angkot meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Korban merupakan rombongan warga Desa Mendut, Magelang yang hendak melakukan takziah ke Purworejo.
Angkutan umum yang mereka tumpangi hancur tak berbentuk akibat benturan keras dengan truk. Kondisi ini menggambarkan dahsyatnya dampak kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat.
Ubah Pola Pengangkutan Barang: Solusi Atasi Kecelakaan Truk
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, mengatakan bahwa solusi jangka panjang terletak pada perubahan pola pengangkutan barang.
Ia menyarankan agar pengangkutan barang dialihkan dari jalur darat ke moda transportasi lain yang lebih efisien dan aman, seperti kereta api, laut, atau sungai.
Kelebihan Moda Transportasi Alternatif
Menggunakan kereta api, laut, atau sungai untuk mengangkut barang dapat mengurangi beban jalan raya yang sudah padat.
Selain itu, penggunaan moda transportasi alternatif juga dapat mengurangi kelelahan pengemudi truk, yang sering menjadi penyebab kecelakaan.
Observasi Jalan Tol Trans Sumatera: Dominasi Truk ODOL
Djoko Setijowarno baru-baru ini melakukan observasi di Jalan Tol Trans Sumatera. Ia menemukan bahwa jalan tol tersebut didominasi oleh angkutan barang, tak sedikit di antaranya merupakan truk ODOL (Over Dimension Over Load).
Menurutnya, pengangkutan barang jarak jauh melalui jalur darat tidak efisien. Ia mencontohkan, pengangkutan barang dari Jawa hingga Aceh lebih efisien jika menggunakan jalur laut.
Penggunaan kapal laut untuk angkutan barang jarak jauh juga dapat mengurangi resiko kecelakaan akibat kelelahan pengemudi. Perjalanan darat yang panjang dan melelahkan seringkali menjadi pemicu kecelakaan.
Djoko juga menyoroti potensi pemanfaatan sungai untuk angkutan barang, khususnya di daerah Kalimantan. Hal ini dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan menggunakan jalur darat yang kerap rusak.
Kesimpulannya, perlu ada perubahan sistemik dalam pengelolaan transportasi barang di Indonesia untuk mengurangi kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar. Pemanfaatan moda transportasi lain selain jalan raya, seperti kereta api, laut, dan sungai, merupakan solusi yang perlu dipertimbangkan dan diimplementasikan secara serius.
Tragedi di Purworejo harus menjadi momentum bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk segera bertindak. Keselamatan nyawa masyarakat harus menjadi prioritas utama.