Peringatan Hari Pendidikan Nasional baru saja berlalu. Momentum ini mengingatkan kita kembali pada pentingnya Tri Sentra Pendidikan Ki Hajar Dewantara: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiganya memiliki peran vital dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan kompeten.
Ketiga pilar pendidikan ini saling melengkapi dan berkesinambungan. Keluarga sebagai fondasi utama, sekolah sebagai pengembangan, dan masyarakat sebagai penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.
Penerapan Tri Sentra Pendidikan dalam Dunia Kerja
Bagaimana penerapan Tri Sentra Pendidikan ini dapat diwujudkan dalam kesiapan siswa menghadapi dunia kerja? PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memberikan contoh nyata melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka.
Program Kurikulum Unggulan TBIG berfokus pada kunjungan industri dan school visit untuk mempersempit kesenjangan antara pendidikan SMK dan tuntutan dunia kerja.
Pada Jumat, 3 Mei 2025, siswa-siswa SMK Telkom 1 Lampung mengikuti pelatihan di Rumah Belajar TBIG, Karawaci, Tangerang. Mereka mempelajari peralatan dan teknologi terkini di bidang telekomunikasi.
Pelatihan ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja sesudah lulus sekolah.
Kurikulum Unggulan: Menjembatani Kesiapan Siswa SMK
Program Kurikulum Unggulan TBIG merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk membantu siswa SMK. Program ini tidak memaksakan kurikulum baru, melainkan menawarkan program tambahan yang bermanfaat.
Program ini bersifat gratis dan sekolah dapat memilih untuk mengikutsertakan siswanya. Fokus utama program ini adalah kunjungan industri dan school visit untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Li Sie An, Chief of Business Support Office TBIG, menjelaskan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengatasi kesenjangan antara keterampilan siswa SMK dan kebutuhan industri.
Dengan memberikan pengalaman langsung di lapangan, diharapkan siswa SMK lebih siap dan kompetitif saat memasuki dunia kerja.
Arah Baru SMK: Menuju Lulusan yang Kompeten dan Berdaya Saing
Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejalan dengan program TBIG. Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan pentingnya mencetak lulusan SMK yang mampu bekerja, melanjutkan pendidikan, atau berwirausaha.
Lulusan SMK tidak hanya memerlukan ijazah, tetapi juga sertifikat keahlian yang menunjukkan kompetensi dan daya saing mereka di pasar kerja.
Kemendikbud mendorong kreativitas dan jiwa kewirausahaan siswa SMK. Harapannya, lulusan SMK tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja.
Peran aktif perusahaan seperti TBIG, bersama dengan kebijakan pemerintah, sangat penting untuk memastikan terwujudnya lulusan SMK yang kompeten dan siap menghadapi masa depan.
Kesimpulannya, Tri Sentra Pendidikan Ki Hajar Dewantara tetap relevan dalam konteks pendidikan vokasi saat ini. Kolaborasi antara sekolah, industri, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan mencetak generasi muda yang terampil dan siap menghadapi tantangan global. Program-program seperti yang dijalankan TBIG menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan visi pendidikan tersebut.