Swasembada Gula Indonesia: Target 3 Tahun, Mentan Siap Akselerasi

Redaksi

Indonesia berambisi mencapai swasembada gula dalam waktu tiga tahun. Langkah besar ini tengah digerakkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, melibatkan deregulasi, intensifikasi lahan tebu, dan perluasan areal tanam. Target ambisius ini membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, BUMN, dan petani tebu di seluruh Indonesia.

Rapat Kerja (Raker) bersama PTPN Grup di Surabaya baru-baru ini menjadi momentum penting untuk membahas strategi pencapaian swasembada gula. Diskusi intensif dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala yang selama ini menghambat peningkatan produksi gula nasional.

Deregulasi dan Peningkatan Efisiensi PTPN

Salah satu kunci utama percepatan swasembada gula adalah deregulasi. Mentan Andi Amran Sulaiman menekankan perlunya penyederhanaan regulasi yang dinilai menghambat kinerja petani dan perusahaan negara seperti PTPN.

Regulasi yang rumit dinilai menghambat pengambilan keputusan teknis yang krusial untuk meningkatkan produktivitas. Sumber daya manusia di PTPN dinilai mumpuni, namun terkendala oleh birokrasi yang tidak fleksibel.

Kementerian Pertanian berkomitmen untuk segera mengajukan permohonan deregulasi kepada kementerian dan lembaga terkait. Surat permohonan tersebut akan ditandatangani langsung oleh Mentan sebagai bentuk komitmen nyata pemerintah.

Revitalisasi Lahan Tebu dan Intensifikasi Produksi

Kondisi lahan tebu nasional menjadi perhatian serius. Sekitar 86 persen lahan tebu dalam kondisi rusak atau tidak optimal. Perbaikan menyeluruh menjadi keharusan untuk mencapai target swasembada.

Strategi intensifikasi meliputi perbaikan irigasi, penggunaan benih unggul, dan optimalisasi pengolahan tanah. Pemerintah juga akan fokus pada ekstensifikasi lahan, dengan target perluasan areal tanam minimal 200 ribu hektare dalam tiga tahun.

Presiden Joko Widodo telah menyetujui alokasi anggaran signifikan, mencapai Rp30 triliun hingga Rp40 triliun, untuk mendukung proyek swasembada gula. Dana tersebut akan digunakan untuk subsidi pupuk, benih unggul, dan sarana produksi lainnya.

Reformasi Kredit Pertanian dan Peran Strategis SGN

Reformasi sistem kredit pertanian juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Sistem akumulasi plafon pinjaman dinilai menyulitkan petani. Usulan akses KUR sebesar Rp50 juta per hektare setiap tahun tanpa batasan, diajukan untuk memudahkan petani mengakses modal.

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai salah satu pemain utama dalam industri gula nasional, menyambut positif arahan Mentan. SGN menargetkan peningkatan produksi gula secara eksponensial, bukan hanya peningkatan bertahap.

SGN telah menunjukkan komitmen nyata dengan perluasan lahan tebu mencapai 10.300 hektare, melampaui target awal 5.000 hektare. Mereka juga telah menetapkan strategi untuk mencapai target produksi 4 juta ton pada tahun depan dan 5 juta ton di tahun berikutnya.

  • Perbaikan produktivitas dengan peningkatan proporsi lahan produktif dan penggunaan varietas unggul.
  • Peningkatan rendemen melalui optimalisasi varietas dan proses pematangan.
  • Peningkatan kesejahteraan karyawan dengan renovasi rumah dinas.
  • Pemenuhan kebutuhan bibit hingga 1,5 juta bibit.
  • Permodalan dan relaksasi bunga KUR, termasuk usulan penurunan bunga dari 6 persen menjadi 3 persen.

Kendati demikian, SGN masih menghadapi kendala regulasi dan biaya dalam mengeksekusi perluasan lahan di area potensial seluas 35.000 hektare.

Pencapaian swasembada gula merupakan tantangan besar, namun dengan komitmen kuat dari pemerintah, BUMN, dan petani, serta strategi yang terukur, impian tersebut bukan lagi hal yang mustahil. Suksesnya program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan ketahanan pangan Indonesia.

Also Read

Tags

Topreneur