Desain kebaya modern tengah menghadapi tantangan menarik: bagaimana menghadirkan keindahan tradisional dengan sentuhan kesopanan yang sesuai tren modest fashion. Ini bukan sekadar soal menutup aurat, melainkan reinterpretasi siluet dan filosofi kebaya agar tetap relevan di era kekinian.
Ketua Nasional Indonesia Fashion Chamber (IFC), Lenny Agustin, mengungkapkan hal ini dalam kunjungannya ke Antara Heritage Center baru-baru ini. Ia menekankan pentingnya inovasi desainer untuk menciptakan kebaya yang tetap anggun namun lebih modest.
Tantangan Merancang Kebaya Modest
Kebaya, dengan siluetnya yang khas, sering kali dianggap terlalu seksi untuk standar modest fashion. Lenny Agustin menjelaskan, para desainer dituntut untuk mengembangkan model-model baru yang tetap menghormati nilai budaya kebaya namun sesuai dengan kaidah berbusana muslim.
Tantangannya terletak pada bagaimana menyesuaikan siluet kebaya yang melekat dengan budaya Jawa, tanpa menghilangkan esensi keindahannya. Para desainer dituntut kreatif untuk menggabungkan unsur tradisional dengan nilai-nilai kesopanan modern.
Inspirasi Kebaya dari Berbagai Daerah
Lenny Agustin menyarankan para desainer untuk tidak hanya berfokus pada kebaya Jawa. Kebaya dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera atau Ambon, menawarkan siluet yang lebih longgar dan dapat lebih mudah diadaptasi untuk modest fashion.
Siluet longgar ini memberikan fleksibilitas lebih besar bagi desainer untuk berkreasi tanpa mengurangi unsur keindahan dan keanggunan kebaya. Pemanfaatan kekayaan budaya Indonesia ini juga dapat memperkaya khazanah modest fashion Tanah Air.
Peluang Pasar dan Kreativitas Desainer
Booming-nya tren modest fashion telah menciptakan persaingan yang ketat namun juga peluang yang luas bagi desainer. Lenny Agustin mengamati peningkatan jumlah desainer yang fokus pada busana sopan, bahkan hingga sulit menemukan desainer yang tidak merancang busana modest.
Kondisi ini, menurut Lenny, menciptakan pasar yang lebih inklusif. Beragam pilihan busana modest tersedia, menjangkau berbagai kalangan dan latar belakang agama, bukan hanya untuk wanita berhijab saja. Persaingan ini justru mendorong kreativitas desainer untuk berinovasi.
Peran IFC dalam Pengembangan Industri Mode
Indonesia Fashion Chamber (IFC) berkomitmen membimbing para desainer, tidak hanya yang berkecimpung di modest fashion, tetapi juga di ranah busana pengantin dan busana nasional. IFC secara aktif menyelenggarakan event tahunan seperti Spotlight dan Front Row di Paris untuk mendukung pengembangan fashion lokal.
Dukungan IFC ini bertujuan untuk memperluas jangkauan desainer Indonesia ke pasar internasional dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di kancah dunia. Inisiatif ini bermanfaat untuk menumbuhkan industri fesyen Indonesia secara keseluruhan, tidak hanya modest fashion saja.
Kesimpulannya, perkembangan modest fashion di Indonesia telah menciptakan tantangan dan peluang yang menarik bagi para desainer kebaya. Dengan kreativitas dan inovasi, kebaya tradisional dapat tetap relevan dan digemari berbagai kalangan, menunjukkan keindahan budaya Indonesia yang inklusif dan modern.