Teheran Adukan Direktur Jenderal IAEA ke PBB: Tuntutan Keadilan Nuklir

Redaksi

Teheran Adukan Direktur Jenderal IAEA ke PBB: Tuntutan Keadilan Nuklir
Sumber: CNNIndonesia.com

Iran telah melayangkan protes keras kepada PBB terkait penanganan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, terhadap aktivitas nuklir Iran. Protes resmi ini disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden Dewan Keamanan PBB Carolyn Rodrigues-Birkett.

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir-Saeid Iravani, melalui kantor berita semi-resmi Fars News, mengecam pendekatan Grossi yang dianggap bias terhadap program nuklir damai Iran. Ia menilai Grossi gagal mengutuk serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni 2025.

Serangan Israel tersebut, yang diklaim sebagai upaya mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, tidak didukung bukti kuat. Klaim tersebut bahkan dibantah oleh beberapa laporan intelijen Amerika Serikat. Iran menganggap kegagalan Grossi mengutuk serangan ini sebagai bentuk ketidakadilan dan bias yang signifikan.

Mohammad Eslami, kepala badan tenaga atom Iran, sebelumnya juga telah mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap Grossi atas tuduhan “tidak bertindak” selama serangan Israel. Ancaman ini disampaikan pada Kamis (19/6), menunjukkan tingkat keparahan protes Iran terhadap IAEA.

Ketidakpercayaan Iran terhadap IAEA dan AS

Keluhan Iran diajukan setelah Grossi menyatakan pada awal Juni 2025 bahwa Iran terus menghindari memberikan rincian lengkap tentang program nuklirnya. Grossi menekankan bahwa hal ini membuat IAEA tidak dapat menjamin program nuklir Iran sepenuhnya bersifat damai.

Pernyataan Grossi disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat (20/6), di mana ia juga memperingatkan bahwa serangan terhadap situs nuklir Iran telah menyebabkan penurunan signifikan dalam keselamatan dan keamanan nuklir. Situasi ini semakin memperkeruh hubungan antara Iran dan Barat.

Serangan Israel juga telah berdampak pada hubungan Iran dan Amerika Serikat. Iran menilai serangan ini sebagai penghambat utama bagi pembicaraan nuklir yang sebelumnya tengah berlangsung. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara tegas menolak membuka kembali perundingan nuklir dengan AS selama serangan Israel berlanjut.

Dampak Geopolitik yang Lebih Luas

Ketegangan antara Iran dan Barat semakin meningkat setelah serangan Israel. Kegagalan IAEA dalam mengutuk serangan tersebut semakin memperdalam ketidakpercayaan Iran terhadap organisasi internasional dan negara-negara Barat. Situasi ini berpotensi memicu eskalasi konflik di Timur Tengah dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas regional.

Peristiwa ini juga memicu debat internasional terkait peran IAEA dalam pengawasan aktivitas nuklir dan penegakan aturan internasional. Kritik terhadap IAEA semakin meningkat, terutama dari negara-negara yang bersimpati dengan Iran. Banyak pihak yang menuntut agar IAEA bertindak lebih tegas dan imparsial dalam menghadapi pelanggaran aturan internasional.

Situasi ini menunjukkan kompleksitas dan sensitivitas isu nuklir di Timur Tengah dan menunjukkan pentingnya diplomasi dan kerja sama internasional untuk mencegah eskalasi konflik dan memastikan keamanan regional. Ke depan, diperlukan upaya serius dari semua pihak yang terkait untuk menyelesaikan ketegangan ini melalui dialog dan negosiasi.

Pernyataan “negosiasi tidak dapat dilakukan hingga agresi Israel dihentikan,” dari Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menunjukkan komitmen teguh Iran untuk menyelesaikan masalah ini secara damai, namun dengan syarat penghentian agresi dari Israel terlebih dahulu.

Kesimpulannya, protes Iran terhadap IAEA dan sikapnya yang keras terhadap AS merupakan refleksi dari ketidakpercayaan yang mendalam terhadap Barat dan menuntut perhatian serius dari komunitas internasional untuk mencegah eskalasi konflik lebih lanjut di Timur Tengah.

Also Read

Tags

Topreneur