Jakarta, Topreneur – Tesla Inc. secara resmi membatalkan rencana pembangunan pabrik Gigafactory di Indonesia. Keputusan ini menyusul pembatalan serupa di Thailand, dengan Tesla memilih untuk fokus pada pengembangan jaringan pengisian daya Tesla Supercharger.
Informasi ini diungkap oleh sumber berita yang menyebutkan bahwa Tesla akan menghentikan pengembangan pabrik baru di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia, dengan fokus hanya pada China, Amerika, dan Jerman.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengumumkan rencana Tesla untuk membangun pusat perakitan regional di Thailand pada November 2023, setelah pertemuan dengan eksekutif Tesla di Amerika dan Thailand. Thavisin juga mengunjungi pabrik Tesla di Fremont, California, pada Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-30.
Pembatalan rencana Tesla di Thailand mengakibatkan hilangnya peluang investasi asing sebesar USD5 miliar.
Meskipun Thailand bukan satu-satunya negara yang terdampak, Tesla juga terlihat mengurangi investasi di seluruh Asia.
Langkah ini juga terlihat pada penundaan pembangunan Gigafactory Meksiko, menyusul rencana calon presiden Donald Trump untuk mengenakan pajak impor 100%. Monterrey Gigafactory di Nuevo Leon, yang diumumkan pada Maret 2023 dengan target operasional pada kuartal pertama 2025, menghadapi berbagai masalah dan penundaan.
Vendor dan pemasok Tesla di Meksiko bahkan telah memperlambat proses pembangunan pabrik pendukung menyusul perkembangan terbaru ini.
Pembatalan rencana pembangunan pabrik di Indonesia dan Thailand menunjukkan strategi baru Tesla yang lebih fokus pada pengembangan jaringan pengisian daya, bukan pada produksi kendaraan di negara-negara baru.