Tradisi Grebek Ketupat Kota Batu: Syawal Penuh Makna dan Meriah

Redaksi

Tradisi Grebek Ketupat Kota Batu: Syawal Penuh Makna dan Meriah
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Kota Batu, Jawa Timur, diramaikan oleh semarak tradisi Grebek Ketupat pada Jumat, 11 Mei 2024. Ribuan warga dan wisatawan tumpah ruah ke jalanan, menyaksikan arak-arakan budaya yang penuh makna ini. Suasana syahdu Syawal terasa begitu kental di tengah antusiasme masyarakat yang tinggi.

Tradisi Grebek Ketupat bukan hanya sekadar perayaan, melainkan perwujudan rasa syukur dan persatuan warga Kota Batu. Arak-arakan yang meriah ini menjadi bukti kekayaan budaya dan kearifan lokal yang patut dilestarikan.

Arak-arakan Budaya yang Meriah di Tengah Hujan

Rute arak-arakan Grebek Ketupat dimulai dari Balai Kota Among Tani menuju Alun-alun Batu. Ratusan ketupat dan hasil bumi diarak dengan penuh semangat.

Pasukan dengan kostum tradisional, kesenian lokal seperti rebana dan hadrah, turut memeriahkan arak-arakan. Suasana semakin meriah dengan lantunan musik tradisional yang menggema di sepanjang jalan.

Meskipun hujan sempat mengguyur Kota Batu, hal itu tak menyurutkan semangat warga dan wisatawan. Semangat kebersamaan dan guyub rukun tetap terpancar di tengah rintik hujan.

Makna Grebek Ketupat bagi Masyarakat Kota Batu

Wali Kota Batu, Nurochman, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Grebek Ketupat. Beliau mengajak warga untuk terus melestarikan tradisi warisan leluhur ini.

“Setelah Hari Raya Idul Fitri, kita bertemu dengan Hari Raya Kupat, saat kita membuat kupat, lepet, dan lontong janur. Ini adalah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini harus kita jaga dan kembangkan,” ungkap Wali Kota Nurochman.

Selain syukur, Grebek Ketupat juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto.

“Grebek Ketupat bukan sekadar seremonial, namun simbol rasa syukur dan mempererat tali silaturahmi antarwarga,” tegas Onny Ardianto.

Kekayaan Budaya Kota Batu Terpancar dalam Grebek Ketupat

Lebih dari 300 kelompok seni dan budaya turut berpartisipasi dalam Grebek Ketupat. Mereka menampilkan berbagai pertunjukan tradisional yang memukau.

Beberapa pertunjukan yang ditampilkan antara lain Pawai Ketupat Tumpeng Agung, Sanggabraja, Mbok Ireng Sodok Lanang, Jaran Pecut Janur, Bregodo Wahyu Manggolo, Rampak Terbang Jidor, Jlegur Trontong Dor, Kekancingan Ujub Dungo Suguh, Drum Band B-One Ansor Junrejo, Gembung Hakaryo Wiguno, Kereta Blenggur Kompeni, dan Gambus Jalsah Jim Jim.

Aneka ragam pertunjukan ini memperlihatkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Kota Batu. Momen ini menjadi bukti betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.

Melalui Grebek Ketupat, Kota Batu tidak hanya menampilkan keindahan tradisi, namun juga memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat. Tradisi ini diharapkan dapat terus lestari dan menjadi daya tarik wisata yang mampu mengangkat perekonomian lokal.

Doa Wali Kota Nurochman agar masyarakat Kota Batu senantiasa diberi kesehatan, kelancaran rezeki, dan keberkahan pun menjadi harapan bersama. Semoga semangat persatuan dan syukur yang terpancar dalam Grebek Ketupat senantiasa terjaga.

Also Read

Tags

Topreneur