Tragedi tenggelamnya kapal wisata Tiga Putera di perairan Pantai Malabero, Bengkulu, pada Minggu (11/5/2025) telah mengakibatkan delapan korban jiwa dari 107 penumpang dan awak kapal. Peristiwa ini mendorong Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sektor pariwisata di daerah tersebut.
Langkah evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan, khususnya yang mengunjungi objek wisata alam di Bengkulu. Kejadian ini menyoroti pentingnya perbaikan fasilitas dan prosedur keselamatan di sektor pariwisata.
Evaluasi Sektor Pariwisata Bengkulu Pasca Tragedi Kapal Tenggelam
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar, menyatakan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sektor pariwisata. Hal ini melibatkan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kementerian Perhubungan Laut.
Evaluasi tersebut akan fokus pada perbaikan fasilitas dan prosedur wisata, guna memastikan keselamatan dan kenyamanan para wisatawan. Prioritas utama adalah menjamin keamanan transportasi wisata laut di Bengkulu.
Hanizar menekankan pentingnya persiapan yang matang terhadap faktor-faktor pendukung wisata, seperti transportasi, sumber daya alam, dan infrastruktur pendukung lainnya. Hal ini penting untuk menjaga daya tarik wisata Bengkulu tanpa mengorbankan keselamatan.
Langkah Antisipasi dan Pencegahan Kejadian Berulang
Kapolresta Bengkulu, Kombes Sudarno, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Basarnas dan TNI, untuk mencegah kejadian serupa. Diskusi ini difokuskan pada penataan ulang sistem keselamatan wisata di Bengkulu.
Khususnya, penataan jalur wisata menuju Pulau Tikus akan menjadi prioritas utama. Pulau Tikus merupakan salah satu destinasi wisata populer di Bengkulu yang rawan akan kecelakaan laut.
Sudarno juga mengajak semua pihak untuk turut serta dalam evaluasi dan penyusunan regulasi baru yang lebih komprehensif. Hal ini mencakup peningkatan pengawasan dan penegakan aturan keselamatan di sektor pariwisata.
Dalam jangka pendek, pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan alat transportasi yang telah memenuhi standar keselamatan dan memiliki izin operasi yang sah. Keselamatan dan keamanan harus menjadi prioritas utama.
Korban dan Perawatan Medis
Tragedi kapal tenggelam tersebut melibatkan 107 orang, terdiri dari 101 penumpang dan enam ABK. Sebanyak 99 orang berhasil diselamatkan, sementara delapan orang lainnya meninggal dunia.
Dari 99 orang yang selamat, tiga orang masih dirawat intensif di ruang ICU. Sebanyak 10 korban lainnya mendapatkan perawatan rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam sektor pariwisata. Evaluasi menyeluruh dan penerapan standar keselamatan yang ketat sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kejadian ini menjadi momentum bagi Bengkulu untuk meningkatkan standar keselamatan di sektor pariwisata. Dengan evaluasi dan kolaborasi yang efektif, diharapkan sektor pariwisata Bengkulu dapat kembali pulih dan tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Prioritas utama adalah keselamatan jiwa.