Dua kapal wisata terbalik di Sungai Qianxi, Guizhou, China, pada Minggu (4/5/2025), mengakibatkan tragedi yang menewaskan tiga orang dan melukai 60 lainnya. Kejadian ini juga menyebabkan 14 orang masih dinyatakan hilang dan hingga kini masih dalam pencarian tim penyelamat. Insiden ini menyoroti pentingnya peningkatan standar keselamatan di destinasi wisata di China.
Tragedi Kapal Wisata di Guizhou: Korban Tewas dan Hilang
Dua kapal yang membawa wisatawan dilaporkan terbalik di sebuah sungai di kawasan wisata di Qianxi, Guizhou. Jumlah korban jiwa dan luka-luka yang cukup besar ini mengguncang pemerintah China.
Laporan awal dari media pemerintah China menyebutkan tiga orang meninggal dunia. Sebanyak 60 orang lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.
Petugas SAR (Search and Rescue) masih terus berupaya mencari 14 orang yang dilaporkan hilang pasca kecelakaan tersebut. Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung hingga saat ini.
Tanggapan Pemerintah China atas Insiden Tersebut
Presiden Xi Jinping langsung merespon insiden ini dengan mendesak dilakukannya upaya maksimal dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Beliau menekankan perlunya perawatan terbaik bagi para korban luka.
Xi Jinping juga menekankan pentingnya peningkatan langkah-langkah keselamatan di tempat-tempat wisata dan lokasi publik lainnya di seluruh China. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Wakil Perdana Menteri Zhang Guoqing pun langsung ditugaskan ke lokasi kejadian untuk mengawasi proses penyelamatan dan investigasi. Kehadiran beliau menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani insiden ini.
Langkah-Langkah Peningkatan Keselamatan di Destinasi Wisata China
Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah 11 orang tewas dalam kecelakaan perahu di Hunan. Kejadian sebelumnya melibatkan tabrakan perahu penumpang dengan kapal industri.
Kecelakaan beruntun ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan transportasi air di China. Pemerintah kemungkinan akan melakukan peninjauan aturan dan regulasi terkait.
Selain itu, pelatihan bagi awak kapal dan pengawasan yang lebih ketat terhadap kondisi kapal wisata juga perlu ditingkatkan. Peningkatan kesadaran keselamatan bagi para wisatawan juga menjadi hal yang krusial.
Pemerintah mungkin akan mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi monitoring dan sistem peringatan dini guna mencegah kecelakaan di masa datang. Hal ini akan melibatkan investasi teknologi dan peningkatan infrastruktur keselamatan.
Kejadian ini juga akan mendorong evaluasi lebih lanjut mengenai prosedur evakuasi dan tanggap darurat di lokasi wisata. Respon cepat dan terkoordinasi sangat penting untuk meminimalkan korban jiwa dan luka-luka.
Insiden di Guizhou ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di lokasi wisata. Investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengungkap penyebab kecelakaan dan menentukan langkah-langkah pencegahan di masa depan. Semoga peristiwa ini menjadi momentum untuk meningkatkan standar keselamatan di seluruh destinasi wisata di China demi mencegah tragedi serupa terulang kembali.