Tragedi Kapal Wisata Tiga Putra: 7 Tewas Terjang Badai Berkas

Redaksi

Tragedi Kapal Wisata Tiga Putra: 7 Tewas Terjang Badai Berkas
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Tragedi Kapal Wisata Tiga Putra di Bengkulu: 7 Tewas, Sistem Keselamatan Bahari Dipertanyakan

Duka menyelimuti Pantai Berkas, Bengkulu. Kecelakaan kapal wisata “Tiga Putra” akibat badai dahsyat pada Minggu, 11 Mei 2025 pukul 15.30 WIB, menewaskan tujuh wisatawan. Kejadian ini menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan standar keselamatan wisata bahari di Indonesia.

Kapal yang membawa 104 orang—terdiri dari 98 wisatawan, satu nahkoda, dan lima anak buah kapal—mengalami kebocoran setelah terombang-ambing di tengah laut. Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius tentang prosedur keselamatan yang ada.

Korban dan Respon Pemerintah

Tujuh wisatawan meninggal dunia dalam tragedi ini. Lima belas lainnya dirawat intensif di Rumah Sakit HD, sementara 19 lainnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bayangkara. Menteri Pariwisata, Widiyanti Wardhana, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

Pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kejadian ini. Menteri Wardhana menekankan komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh kepada korban dan keluarga mereka. Bantuan medis dan pendampingan psikologis terus diberikan.

Investigasi dan Perbaikan Sistem Keselamatan

Kecelakaan ini memicu penyelidikan menyeluruh terhadap standar keselamatan wisata bahari di Indonesia. Pemerintah Daerah Bengkulu, bersama Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), dan Dinas Pariwisata, akan melakukan audit komprehensif terhadap seluruh operator kapal wisata.

Audit akan mencakup pemeriksaan kelayakan teknis kapal, kelengkapan alat keselamatan, sertifikasi awak kapal, dan kepatuhan terhadap prosedur operasional standar (SOP) keselamatan pelayaran. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.

Titik Fokus Audit Keselamatan

Pemeriksaan kelayakan teknis kapal akan menjadi fokus utama. Ini mencakup kondisi mesin, lambung kapal, dan peralatan navigasi. Pemerintah juga akan memeriksa kelengkapan dan kondisi alat-alat keselamatan di kapal, termasuk pelampung, jaket pelampung, dan perlengkapan komunikasi darurat.

Sertifikasi dan kompetensi awak kapal juga akan diaudit secara ketat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa awak kapal memiliki pelatihan dan pengalaman yang cukup untuk menangani situasi darurat. Kepatuhan terhadap SOP keselamatan pelayaran akan menjadi faktor penting lainnya dalam investigasi.

Pentingnya Peringatan Dini Cuaca dan Koordinasi Antar Lembaga

Manajemen risiko bencana, khususnya terkait prakiraan cuaca, akan diperbaiki. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) harus dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan peringatan dini kepada operator kapal wisata. Sistem peringatan dini yang efektif dapat mencegah tragedi serupa di masa mendatang.

Koordinasi antar lembaga terkait, termasuk Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan nelayan, sangat penting dalam upaya penyelamatan dan evakuasi korban. Kerja sama yang efektif dapat mempercepat proses penyelamatan dan meminimalkan jumlah korban. Pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar lembaga terkait.

Menteri Wardhana menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi dan perawatan korban. Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi industri pariwisata Indonesia, mengingatkan pentingnya keselamatan wisatawan sebagai prioritas utama. Upaya perbaikan sistem dan peningkatan pengawasan akan terus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Keamanan dan keselamatan wisatawan akan terus menjadi fokus utama pemerintah.

Also Read

Tags

Topreneur