Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini membuat pengumuman mengejutkan terkait rencana pembukaan kembali Penjara Federal Alcatraz di Teluk San Francisco. Penjara yang sudah ditutup selama 60 tahun ini menyimpan sejarah kelam dan misteri yang memikat. Rencana kontroversial ini telah memicu perdebatan publik dan menimbulkan berbagai pertanyaan.
Alcatraz, yang pernah menjadi tempat penahanan beberapa penjahat paling terkenal di Amerika seperti Al Capone dan George “Machine Gun” Kelly, menyimpan banyak kisah menarik di balik temboknya. Fasilitas ini beroperasi sebagai penjara federal selama 29 tahun, dari tahun 1934 hingga 1963.
Sejarah Kelam Alcatraz: Penjara Terakhir bagi Penjahat Kelas Kakap
Selama masa operasionalnya, Alcatraz dikenal sebagai penjara yang sangat ketat dan hanya diperuntukkan bagi narapidana yang dianggap paling berbahaya dan sulit dikendalikan di penjara-penjara lain. Reputasi ini, meskipun terkesan menakutkan dalam film-film Hollywood, tidak sepenuhnya akurat.
Populasi penghuni Alcatraz relatif kecil, rata-rata hanya sekitar 260-275 narapidana. Jumlah ini hanya kurang dari 1% dari total populasi penjara federal saat itu. Menariknya, beberapa narapidana bahkan meminta untuk dipindahkan ke Alcatraz karena kondisi sel yang menawarkan hunian tunggal.
Aturan Ketat dan Upaya Pelarian yang Gagal
Sistem di Alcatraz dirancang untuk memastikan kepatuhan ketat dari para narapidana. Mereka hanya memiliki empat hak dasar: makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan medis. Hak-hak lain, seperti kunjungan keluarga atau akses perpustakaan, harus diperoleh melalui perilaku yang baik.
Para narapidana biasanya menjalani masa hukuman selama lima tahun di Alcatraz sebelum dipindahkan ke fasilitas lain. Isolasi Alcatraz di tengah Teluk San Francisco berkontribusi pada aura misteriusnya, terutama terkait upaya pelarian yang pernah terjadi. Sebanyak 36 orang pernah mencoba melarikan diri dalam 14 insiden terpisah, namun secara resmi tak ada yang berhasil. Lima tahanan masih dinyatakan hilang dan diduga tenggelam hingga kini.
Mitos dan Realita Pelarian dari Alcatraz
Berbeda dengan gambaran dramatis dalam film, hiu pemakan manusia bukan ancaman utama bagi para tahanan yang berusaha melarikan diri. Tantangan sesungguhnya terletak pada suhu air Teluk San Francisco yang dingin (rata-rata 50-55 derajat Fahrenheit), arus yang kuat, dan jarak 1,25 mil ke pantai.
Dari Penjara Menyeramkan Menjadi Destinasi Wisata Populer
Saat ini, Alcatraz telah menjadi situs taman nasional yang populer, menarik sekitar 1,2 juta pengunjung setiap tahunnya. Bekas penjara ini menawarkan tur yang menarik bagi para wisatawan untuk memahami sejarah kelamnya. Alcatraz menjadi simbol yang mengajak pengunjung merenungkan isu kejahatan, hukuman, dan keadilan.
Sejarah Alcatraz jauh melampaui masa-masa penggunaannya sebagai penjara. Awalnya dibangun sebagai instalasi militer pada tahun 1850-an, Alcatraz menjadi bagian dari sistem pertahanan pantai Teluk San Francisco. Pulau ini juga pernah menjadi lokasi mercusuar operasional pertama di Pantai Barat Amerika.
Nama “Alcatraz” sendiri berasal dari penjelajah Spanyol, Juan Manuel de Ayala, yang menamakannya “Alcatraces” pada tahun 1775. Nama ini berarti “burung pelikan” atau “burung aneh,” jauh berbeda dari citra menyeramkan yang melekat pada pulau tersebut sebagai penjara terkenal. Rencana pembukaan kembali Alcatraz oleh Presiden Trump, oleh karena itu, memicu perdebatan serius mengenai nilai historis dan dampaknya bagi masyarakat. Masa depan Alcatraz sebagai situs bersejarah atau kembali menjadi penjara masih menjadi pertanyaan besar yang menanti jawaban.