Uang kuno kini bukan sekadar benda mati. Bagi para kolektor, uang-uang tua ini menyimpan nilai sejarah dan finansial yang luar biasa. Bahkan, beberapa lembar uang kuno dapat dihargai hingga puluhan, bahkan ratusan juta rupiah.
Di bulan April 2025, perburuan uang kuno semakin marak. Sejumlah kolektor dilaporkan siap menggelontorkan dana fantastis untuk mendapatkan koleksi langka yang diinginkan.
Uang Kuno Indonesia: Harta Karun Sejarah yang Bernilai Tinggi
Nilai jual uang kuno sangat bervariasi, tergantung kondisi, kelangkaan, dan preferensi kolektor. Tidak ada patokan harga pasti, sehingga setiap transaksi menjadi unik dan menarik.
Mengapa uang kuno begitu dihargai? Karena setiap lembarnya menyimpan sepenggal kisah sejarah Indonesia, menjadikannya lebih dari sekadar alat tukar. Keunikan desain, kualitas cetakan, dan sejarah di baliknya turut mempengaruhi nilainya.
Jenis Uang Kuno Termahal di Pasar Kolektor April 2025
Beberapa jenis uang kuno Indonesia menjadi incaran utama para kolektor. Keempat jenis uang kuno berikut ini bahkan diperdagangkan dengan harga mencapai ratusan juta rupiah.
Informasi ini bersumber dari aktivitas jual beli di platform online dan pernyataan beberapa kolektor uang kuno.
- 100 Gulden: Pecahan gulden ini menjadi salah satu yang paling dicari.
- 200 Gulden: Uang kuno 200 Gulden de Javasche, khususnya yang masih dalam kondisi baru dan berbobot 500 gram, sangat diburu. Uang ini dicetak di Batavia (Jakarta) pada 24 April 1939.
- 500 Gulden: Pecahan 500 Gulden juga termasuk dalam daftar uang kuno termahal.
- 1000 Gulden: Pecahan 1000 Gulden melengkapi daftar uang kuno dengan nilai jual fantastis.
Sejarah Gulden dan De Javasche Bank
Mata uang Gulden pernah beredar luas di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Penggunaan gulden berawal dari usulan Raja Willem I pada 1825 untuk mendirikan bank di Jawa.
De Javasche Bank kemudian berdiri pada 1828, bertugas menerbitkan dan mengedarkan uang kertas dengan nilai lima gulden ke atas. Berbagai seri uang kertas Gulden pernah dicetak, di antaranya seri J.P. Coen, seri bingkai, dan seri Mercurius.
Uang kertas seri Wayang, yang kini menjadi incaran kolektor, merupakan seri terakhir yang diterbitkan De Javasche Bank sebelum pendudukan Jepang.
Selama pendudukan Jepang, Gunseikanbu (Pemerintah Militer Pusat) berupaya mempertahankan nilai Gulden dan Rupiah Hindia Belanda dengan melarang penggunaan mata uang lain.
Kesimpulannya, dunia kolektor uang kuno menawarkan potensi investasi yang menarik. Namun, keberhasilan berinvestasi di bidang ini tergantung pada pengetahuan mendalam tentang sejarah uang, kondisi uang, dan dinamika pasar kolektor. Kehati-hatian dan riset yang menyeluruh sangat direkomendasikan sebelum melakukan transaksi.
Meskipun potensi keuntungannya besar, memasuki dunia ini membutuhkan ketelitian dan pemahaman yang luas agar tidak terjebak dalam penipuan. Memastikan keaslian uang kuno merupakan hal krusial sebelum melakukan pembelian.