Batik, warisan budaya Indonesia yang kaya, seringkali disalahpahami. Banyak orang menganggap semua kain bermotif batik adalah batik sesungguhnya. Padahal, definisi batik yang sebenarnya jauh lebih spesifik. Artikel ini akan membahas perbedaan antara batik tulis, batik cap, dan jenis lainnya, serta menjelaskan ciri khas batik Pekalongan.
Proses pembuatan batik sebenarnya melibatkan goresan tinta lilin panas pada kain, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Teknik ini membedakan batik asli dari teknik printing atau batik polimikro yang saat ini juga banyak beredar. Ketua Koperasi Bangun Bersama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), Nanang, menegaskan hal ini dalam kunjungan detikEdu dan beberapa media lainnya pada program Journalism Fellowship on CSR 2025.
Ragam Pengetahuan soal Batik
Program *fellowship* jurnalistik ini memberikan kesempatan langka untuk menyaksikan langsung proses pembuatan batik. Staf Rumah Batik TBIG di Pekalongan, Jawa Tengah, memandu dan menjelaskan setiap tahapannya secara detail.
Batik Tulis dan Batik Cap
Terdapat dua teknik utama dalam pembuatan batik: batik tulis dan batik cap. Batik tulis dibuat secara tradisional menggunakan canting. Prosesnya lebih rumit dan membutuhkan keahlian tinggi.
Batik cap, di sisi lain, menggunakan cap atau stempel untuk mencetak motif. Hal ini menghasilkan pengulangan motif yang seragam. Warna pada kedua jenis batik dapat menembus hingga ke bagian belakang kain.
Setiap perajin batik memiliki ciri khas tersendiri, terutama dalam penggunaan warna. Keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencinta batik.
Batik Pekalongan dan Batik Hokokai
Batik Pekalongan terkenal dengan ciri khas multiwarnanya. Salah satu contohnya adalah batik hokokai. Jenis batik ini muncul pada masa kolonial Jepang, saat terjadi kelangkaan kain.
Batik hokokai identik dengan motif kupu-kupu dan warna-warna yang beragam. Selain itu, dikenal pula istilah “batik pagi-sore”.
Batik pagi-sore memiliki dua motif berbeda di bagian kanan dan kiri kain. Hal ini memungkinkan kain tersebut digunakan untuk acara pagi dan sore hari. Panjang kain batik hokokai pun biasanya lebih panjang dari kain batik pada umumnya.
Pewarnaan Batik
Proses pewarnaan batik juga merupakan spesialisasi tersendiri. Ada perajin yang fokus pada pembuatan motif, dan ada yang ahli dalam pewarnaan.
Pewarnaan batik dapat menggunakan pewarna sintetis atau alami. Pewarna sintetis menghasilkan warna yang lebih cerah.
Pewarna alami, seperti dari daun ketapang atau tanaman indigofera, cenderung menghasilkan warna-warna tanah seperti kuning, cokelat, biru, dan hitam. Hanya tanaman yang bisa menghasilkan tekstur pasta yang digunakan dalam proses pewarnaan.
Proses pembuatan batik, dari pembuatan motif hingga pewarnaan, merupakan sebuah seni yang membutuhkan keahlian dan ketelitian tinggi. Pemahaman yang tepat tentang teknik dan proses pembuatan batik sangat penting untuk menghargai warisan budaya Indonesia ini. Mempelajari perbedaan antara batik tulis, batik cap, dan jenis batik lainnya membantu kita untuk lebih bijak dalam memilih dan mengapresiasi batik sebagai karya seni dan budaya yang luar biasa.