Pelarangan parkir di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, telah menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat. Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kenyamanan wisatawan. Pantauan di lapangan menunjukkan arus lalu lintas di sekitar Jalan Tunjungan terpantau ramai lancar pasca penerapan kebijakan ini. Sepeda motor yang biasanya memenuhi sisi jalan kini telah hilang, digantikan oleh beberapa karung putih di tepi jalan.
Warga Surabaya memberikan tanggapan positif terhadap kebijakan ini. Mereka menilai pelarangan parkir di Jalan Tunjungan efektif mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi, terutama pada akhir pekan.
Pendapat Warga Surabaya Terkait Pelarangan Parkir
Abraham Rahman (30), warga Rungkut, Surabaya, mengaku baru pertama kali mengunjungi Jalan Tunjungan setelah pelarangan parkir diberlakukan. Ia mendukung kebijakan tersebut karena parkir di tepi jalan kerap menyebabkan kemacetan parah, terutama pada sore dan malam hari.
Rahman mengamini bahwa pelarangan parkir di Jalan Tunjungan sangat diperlukan. Kemacetan, khususnya saat akhir pekan ketika banyak pengunjung, menjadi masalah utama yang perlu diatasi.
Berbeda dengan Rahman, Pratama (25), warga Tenggilis Mejoyo, mengaku tak pernah parkir di sepanjang Jalan Tunjungan karena khawatir kendaraannya hilang. Ia lebih memilih parkir di area bekas Kantor BPN yang lebih terjamin keamanannya.
Meski demikian, Pratama tetap mendukung kebijakan pelarangan parkir di Jalan Tunjungan. Ia berharap langkah ini dapat mengatasi kemacetan yang sering terjadi hingga ke Jalan Praban akibat antrean di lampu merah.
Alasan Pemkot Surabaya Melarang Parkir di Jalan Tunjungan
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan alasan di balik kebijakan pelarangan parkir di Jalan Tunjungan. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Dengan menghilangkan kendaraan yang terparkir di tepi jalan, wisatawan dapat menikmati keindahan Jalan Tunjungan tanpa terhalang pandangan. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya.
Eri Cahyadi menekankan pentingnya menciptakan suasana wisata yang nyaman dan mudah diakses. Tata kota yang baik, termasuk penataan parkir, dianggap krusial untuk mencapai hal tersebut.
Lebih lanjut, Wali Kota Eri menargetkan peningkatan PAD Surabaya melalui peningkatan jumlah wisatawan yang mengunjungi Jalan Tunjungan. Keuntungan dari peningkatan PAD akan digunakan untuk berbagai program pro-rakyat, seperti pendidikan gratis.
Dampak Positif Pelarangan Parkir terhadap Pariwisata Surabaya
Pelarangan parkir di Jalan Tunjungan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata Surabaya. Kemacetan yang sering terjadi di kawasan tersebut diharapkan berkurang signifikan.
Dengan tertatanya arus lalu lintas, wisatawan dapat lebih leluasa menikmati keindahan Jalan Tunjungan. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan daya tarik wisata kota Surabaya.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi penataan kawasan wisata lainnya di Surabaya. Peningkatan kenyamanan dan aksesibilitas akan menarik lebih banyak kunjungan dan menunjang perekonomian kota.
Secara keseluruhan, respons positif masyarakat terhadap pelarangan parkir di Jalan Tunjungan menunjukkan adanya dukungan terhadap upaya Pemkot Surabaya untuk menciptakan kota yang lebih nyaman dan tertib. Keberhasilan kebijakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi penataan ruang publik lainnya di kota-kota besar di Indonesia.