Diabetes melitus, suatu penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi, dapat berdampak signifikan pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan kuku. Perubahan pada kuku seringkali menjadi salah satu tanda awal diabetes atau komplikasi yang menyertainya. Oleh karena itu, memahami perubahan-perubahan ini sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
Gangguan pada kuku yang terkait dengan diabetes dapat berupa perubahan warna, bentuk, tekstur, dan kecepatan pertumbuhan. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kerusakan pembuluh darah mikro yang mengurangi aliran darah dan nutrisi ke kuku, peningkatan kerentanan terhadap infeksi jamur dan bakteri akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, serta kerusakan saraf (neuropati) yang dapat memengaruhi sensitivitas dan regenerasi jaringan kuku.
Perubahan Kondisi Kuku pada Penyandang Diabetes
Istilah “kuku diabetes” sering digunakan untuk menggambarkan berbagai masalah kuku yang dialami oleh penderita diabetes. Tingginya kadar gula darah dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah kecil di sekitar kuku, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan kuku yang optimal. Hal ini berbeda dengan kondisi kaki diabetes yang lebih fokus pada kerusakan saraf dan pembuluh darah di kaki.
1. Perubahan Warna Kuku
Pada tahap awal diabetes, kuku seringkali tampak berwarna kuning pucat. Ini disebabkan oleh penumpukan protein keratin yang abnormal akibat gula darah tinggi. Infeksi jamur (onikomikosis), yang lebih sering terjadi pada penderita diabetes, juga dapat menyebabkan kuku tampak kuning dan menebal. Pada kasus yang lebih parah atau terjadi komplikasi, kuku dapat berubah menjadi gelap atau kehitaman karena adanya perdarahan di bawah kuku akibat kerusakan pembuluh darah kecil.
Warna kuku yang tidak normal, seperti perubahan warna menjadi kuning, hijau, hitam, atau bahkan biru, harus segera diperiksakan ke dokter. Perubahan warna ini bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang serius, tidak hanya terbatas pada infeksi jamur, tetapi juga bisa mengindikasikan kerusakan saraf atau pembuluh darah.
2. Perubahan Bentuk Kuku
Penebalan kuku (onikogriposis) merupakan perubahan bentuk yang umum terjadi pada penderita diabetes. Kondisi ini seringkali dipicu oleh infeksi jamur atau bakteri. Kuku menjadi keras, tebal, dan sulit dipotong. Pada beberapa kasus, kuku dapat tampak cekung seperti sendok (koilonikia), atau melengkung ke bawah (onikorosis). Melengkungnya kuku ke bawah bisa menandakan adanya gangguan aliran darah yang signifikan.
Penelitian dalam Journal of Current Medical Research and Opinion melaporkan kasus onikogriposis yang tidak terkontrol akibat infeksi *Aspergillus niger* pada pasien diabetes tipe 2. Kasus ini menyoroti pentingnya perawatan dan kontrol gula darah yang ketat untuk mencegah komplikasi pada kuku.
3. Kuku Menjadi Lebih Rapuh
Studi dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa diabetes dapat mengurangi kekuatan dan kandungan kalsium serta protein pada kuku, membuatnya lebih rapuh dan mudah patah. Kekurangan nutrisi akibat gangguan sirkulasi darah memperparah kondisi ini. Pada penderita diabetes yang terkontrol kadar gulanya dengan baik, kerusakan kuku cenderung lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang kadar gulanya tidak terkontrol.
4. Kuku Tumbuh Lambat
Pertumbuhan kuku yang lambat pada penderita diabetes seringkali disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk. Aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke dasar kuku terhambat, sehingga menghambat pertumbuhan kuku secara normal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada penderita diabetes dengan komplikasi neuropati atau penyakit arteri perifer.
5. Sering Muncul Luka Sekitar Kuku
Penderita diabetes lebih rentan terhadap luka kecil di sekitar kuku, misalnya akibat kuku yang tumbuh ke dalam atau gesekan dengan sepatu. Sistem kekebalan tubuh yang melemah dan aliran darah yang buruk menyebabkan luka sulit sembuh dan meningkatkan risiko infeksi. Luka-luka kecil ini, jika tidak ditangani dengan benar, dapat berkembang menjadi abses, ulkus diabetik, dan bahkan gangren.
Luka kecil yang tampak sepele pada penderita diabetes, sebenarnya merupakan tanda peringatan yang tidak boleh diabaikan. Luka yang sulit sembuh dapat menjadi indikasi masalah sirkulasi darah atau masalah sistem imun yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat luka dengan tepat.
Cara Penanganan Kuku Diabetes
Untuk menjaga kesehatan kuku dan mencegah komplikasi, penderita diabetes perlu melakukan beberapa langkah penting, antara lain:
Perubahan pada kuku merupakan tanda penting yang dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius pada penderita diabetes. Dengan menjaga kebersihan, melakukan perawatan kuku yang tepat, dan mengontrol kadar gula darah, komplikasi pada kuku dapat diminimalkan. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda menemukan tanda-tanda abnormal pada kuku Anda.
Ringkasan
Diabetes dapat menyebabkan berbagai perubahan pada kuku, termasuk perubahan warna (kuning, gelap), penebalan, perubahan bentuk (cekung, melengkung), kerapuhan, pertumbuhan yang lambat, dan luka di sekitar kuku yang rentan infeksi. Kondisi ini disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk, kadar gula darah yang tinggi, dan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Untuk mencegah komplikasi, penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kebersihan kuku, memotongnya dengan hati-hati, menggunakan pelembap, dan secara rutin memeriksa kondisi kukunya serta berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.