Pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia kembali akan menggelar aksi besar-besaran di Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes atas tuntutan yang selama bertahun-tahun belum dipenuhi oleh perusahaan aplikasi ojol.
Rencana aksi ini melibatkan ratusan ribu pengemudi dari berbagai asosiasi, termasuk Garda Indonesia, APOB, GOGRABBER, TEKAB, dan SAKOI. Mereka akan berunjuk rasa di beberapa titik strategis di Jakarta, termasuk Istana Merdeka dan Gedung DPR RI.
Tuntutan yang Tak Kunjung Terpenuhi
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan bahwa tuntutan para pengemudi ojol masih sama seperti aksi-aksi sebelumnya.
Mereka mendesak pemerintah dan perusahaan aplikasi untuk menegakkan peraturan yang sudah ada, khususnya Permenhub PM No.12 tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.667 tahun 2022 (dengan perubahan KP No.1001 tahun 2022).
Peraturan tersebut mengatur tentang tarif dan potongan biaya sewa aplikasi yang dinilai masih memberatkan para pengemudi.
Potongan Biaya Aplikasi dan Payung Hukum
Salah satu tuntutan utama adalah penurunan potongan biaya aplikasi dari 30% menjadi 10%.
Selain itu, mereka juga menuntut adanya payung hukum yang lebih jelas untuk melindungi mitra pengemudi.
Para pengemudi juga meminta tindakan tegas terhadap aplikator yang dianggap ‘nakal’ dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
Aksi ‘Matikan Aplikasi’ dan Imbauan Kepada Masyarakat
Sebagai bentuk tekanan, para pengemudi berencana untuk melakukan aksi ‘matikan aplikasi’ atau offbid secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 20 Mei 2025, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.
Mereka meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat aksi ini dan mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan kebutuhan transportasi dan pengiriman barang pada hari tersebut.
Aksi ini diharapkan dapat menjadi jalan tengah bagi para pengemudi untuk menyuarakan aspirasi dan mendapatkan perhatian dari pemerintah dan perusahaan aplikasi ojol.
Keberlangsungan hidup dan kesejahteraan para pengemudi ojol menjadi fokus utama dari aksi besar-besaran ini. Semoga tuntutan mereka dapat segera dipenuhi dan tercipta keseimbangan antara pihak aplikator dan pengemudi.
Diharapkan pemerintah dapat menjembatani komunikasi antara pengemudi ojol dan perusahaan aplikasi untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
