Artefak Harvard Rp400 Ribu: Palsu? Ternyata Asli! Sejarah Terungkap

Redaksi

Artefak Harvard Rp400 Ribu: Palsu? Ternyata Asli! Sejarah Terungkap
Sumber: Detik.com

Pada tahun 1946, Perpustakaan Sekolah Hukum Harvard melakukan pembelian yang nampaknya biasa saja: sebuah dokumen seharga $27,50 atau sekitar Rp 453 ribu (dengan nilai sekarang sekitar $440 atau Rp 7,2 juta). Namun, dokumen yang diberi kode “HLS MS 172” ini ternyata menyimpan rahasia besar yang baru terungkap hampir delapan dekade kemudian.

Dokumen tersebut, menurut katalog lelang tempat pembeliannya, adalah salinan Magna Carta tahun 1327 Masehi. Deskripsi katalog mencatat kondisi dokumen yang agak tergores dan bernoda lembap. Setelah disimpan selama hampir 80 tahun di Harvard, dokumen bersejarah ini akhirnya akan didigitalkan, memicu penemuan mengejutkan.

Penemuan Mengejutkan di Balik Digitalisasi Magna Carta

Proses digitalisasi “HLS MS 172” melibatkan Profesor David Carpenter, ahli sejarah abad pertengahan dari King’s College London. Profesor Carpenter, yang merupakan orang pertama yang melihat gambar digital dokumen tersebut, langsung menyadari keasliannya.

Reaksi spontan Profesor Carpenter ketika melihat citra digital Magna Carta ini sangat mencengangkan. Ia langsung menyadari bahwa dokumen tersebut sangat mirip dengan gambar Magna Carta asli dari tahun 1300-an. Ketelitian pengamatannya menjadi kunci awal dari penemuan besar ini.

Profesor Carpenter kemudian menghubungi rekannya, Profesor Nicholas Vincent dari Universitas East Anglia. Setelah memeriksa gambar digital tersebut, Profesor Vincent langsung setuju dengan kesimpulan Carpenter. Keduanya sepakat bahwa dokumen tersebut merupakan Magna Carta asli.

Kepastian akan keaslian dokumen tersebut disampaikan Profesor Vincent dengan singkat dan tepat. Hanya dalam waktu 30 milidetik, ia membalas pesan Carpenter, menegaskan bahwa dokumen tersebut memang Magna Carta asli. Ini menunjukkan tingkat keakraban dan pemahaman mendalam keduanya tentang Magna Carta.

Verifikasi Keaslian Magna Carta Menggunakan Teknologi Modern

Untuk memastikan keaslian dokumen, Carpenter dan Vincent menggunakan metode pencitraan spektral dan sinar ultraviolet pada gambar digital yang disediakan oleh pustakawan Harvard. Gambar-gambar tersebut kemudian dibandingkan dengan dokumen Magna Carta asli tahun 1300 yang sudah teridentifikasi.

Analisis mendalam dilakukan terhadap kata-kata, tulisan tangan, dan dimensi dokumen “HLS MS 172”. Hasilnya sangat mengejutkan: kesesuaian yang luar biasa antara dokumen Harvard dan dokumen asli Magna Carta tahun 1300. Ketepatan detail ini menguatkan dugaan keaslian dokumen tersebut.

Kesimpulan dari penelitian ini sangat berharga, menunjukkan ketepatan dan kehati-hatian dalam pembuatan salinan Magna Carta pada masa itu. Teksnya harus benar, sesuai dengan konteks sejarah dan pemerintahan Raja Edward I.

Jejak Magna Carta Hingga ke Pahlawan Perang Dunia II

Penyelidikan lebih lanjut mengungkap asal-usul dokumen tersebut. Carpenter dan Vincent berhasil mengidentifikasi pemilik sebelumnya: Wakil Marsekal Udara Foster “Sammy” Maynard, seorang pahlawan Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Sammy Maynard memperoleh dokumen ini sebagai warisan dari Thomas dan John Clarkson, tokoh-tokoh penting dalam gerakan anti-perbudakan pada akhir abad ke-18. Sejarah kepemilikan Magna Carta ini terbentang panjang dan berliku, menghubungkan masa kini dengan masa lalu yang penuh sejarah.

Dari keluarga Clarkson, dokumen tersebut kemudian diwariskan kepada William Lowther, seorang penguasa di wilayah Lake District, Inggris. Perjalanan panjang dokumen ini menunjukkan betapa berharganya Magna Carta bagi berbagai generasi.

Kini, setelah proses penemuan dan verifikasi yang panjang, dokumen Magna Carta yang berharga ini dipajang di Harvard Law School. Asisten Dekan Layanan Perpustakaan dan Informasi Harvard Law School, Amanda Watson, menyampaikan ucapan selamat kepada Profesor Carpenter dan Vincent atas penemuan luar biasa ini, menekankan pentingnya peran pustakawan dalam menjaga dan membuka akses terhadap koleksi bersejarah.

Penemuan ini bukan hanya mengungkapkan keaslian sebuah dokumen bersejarah, melainkan juga menunjukkan betapa pentingnya kerja keras dan ketekunan para peneliti dan pustakawan dalam mengungkap misteri masa lalu. Kisah Magna Carta ini menginspirasi kita untuk selalu menghargai warisan sejarah dan menjaga kelestariannya untuk generasi mendatang.

Also Read

Tags

Topreneur