Survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) mengungkap tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pertama para Gubernur di Jawa. Hasilnya cukup mengejutkan, menunjukkan perbandingan menarik antara kinerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Survei ini dilaksanakan pada 12-19 Mei 2025 dengan metode multistage random sampling, dan margin of error antara 4,1 hingga 5 persen. Data yang diperoleh memberikan gambaran menarik tentang persepsi publik terhadap kepemimpinan di tingkat regional.
Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para Gubernur beragam. Studi ini melibatkan responden dari enam provinsi di Pulau Jawa.
Peringkat Kepuasan Publik terhadap Gubernur Jawa
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meraih tingkat kepuasan publik tertinggi dengan angka 94,7 persen. Keberhasilan ini dinilai dipengaruhi oleh aktivitasnya di media sosial, khususnya Facebook, dengan lebih dari 12 juta pengikut.
Pendiri IPI, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan bahwa keaktifan Dedi Mulyadi dalam berinteraksi langsung dengan publik melalui media sosial meningkatkan kesadaran dan kedekatan dengan masyarakat. Visibilitas dan penggunaan media sosial yang efektif menjadi kunci keberhasilannya.
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, berada di posisi kedua dengan tingkat kepuasan 83,8 persen. Posisi ketiga ditempati Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang memperoleh tingkat kepuasan 75,3 persen.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, berada di urutan berikutnya dengan tingkat kepuasan 62,5 persen. Gubernur DKI Jakarta, Pramono, dan Gubernur Banten, Andra Soni, masing-masing mendapat tingkat kepuasan 60 persen dan 50,8 persen.
Kinerja Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur
Meskipun berada di peringkat ketiga secara keseluruhan, kepuasan publik terhadap kinerja Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur tetap tergolong tinggi. Survei IPI mencatat 75,3 persen responden menyatakan puas terhadap 100 hari pertama kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Emil Dardak.
Sebanyak 19 persen responden menyatakan kurang puas, sementara sisanya tidak memberikan jawaban. Burhanuddin Muhtadi menyoroti potensi peningkatan kepuasan publik jika Khofifah lebih mengoptimalkan penggunaan media sosial.
Tingkat kepuasan terhadap Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak juga tinggi, mencapai 71,7 persen. Hal ini menunjukkan dukungan publik terhadap kepemimpinan di Jawa Timur secara umum.
Faktor Penentu Kepuasan Publik
Survei IPI menekankan pentingnya sosialisasi program pemerintah melalui berbagai media, termasuk media sosial, dalam mempengaruhi kepuasan publik. Program yang baik saja tidak cukup; masyarakat harus mengetahui dan merasa dilibatkan.
Keberhasilan Dedi Mulyadi dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi publik menjadi contoh nyata. Hal ini mengindikasikan pentingnya strategi komunikasi yang tepat sasaran dalam membangun citra positif dan kepercayaan publik.
Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa 85 persen responden menilai kondisi ekonomi Jawa Timur baik. Beberapa sektor yang dinilai positif meliputi penyediaan jaringan listrik dan komunikasi, layanan kesehatan, pendidikan, ketersediaan bahan pangan, penanggulangan bencana, serta pembangunan infrastruktur dan peningkatan mutu pendidikan SMA.
Kesimpulannya, survei IPI memberikan gambaran komprehensif tentang kinerja para gubernur di Jawa. Data ini memberikan wawasan berharga bagi para pemimpin daerah untuk mengoptimalkan strategi komunikasi dan program pembangunan guna meningkatkan kepuasan publik. Peran media sosial dalam membentuk persepsi publik juga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan. Ke depannya, pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintahan daerah secara berkala sangatlah penting untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan publik.