Topreneur – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Volkswagen (VW), raksasa otomotif asal Jerman, dikabarkan tengah mempertimbangkan penutupan pabriknya di negara asalnya. Ini akan menjadi kali pertama dalam 87 tahun sejarah VW, mereka menutup pabrik di Jerman.
Rencana ini muncul di tengah gempuran mobil listrik murah buatan China yang semakin agresif di pasar Eropa. Meskipun janji VW untuk melindungi pekerjaan di Jerman hingga tahun 2029, tantangan industri otomotif yang semakin kompleks membuat perusahaan ini dihadapkan pada dilema.
Oliver Blume, CEO Grup Volkswagen, menyatakan bahwa industri otomotif Eropa berada dalam situasi yang "sangat menantang dan serius". Ia menunjuk munculnya pesaing baru di pasar Eropa, penurunan posisi Jerman sebagai pusat manufaktur, dan perlunya tindakan tegas sebagai faktor utama yang mendorong kemungkinan penutupan pabrik.
Thomas Schaefer, CEO divisi Mobil Penumpang Volkswagen, mengakui bahwa upaya pengurangan biaya telah dilakukan, namun "tekanannya menjadi lebih kuat". Ia menekankan bahwa pabrikan otomotif Eropa kini menghadapi persaingan ketat dari mobil listrik murah buatan China.
Hasil kinerja perusahaan di semester pertama menunjukkan bahwa VW tidak akan mencapai target penghematan €10 miliar pada tahun 2026. Pembicaraan tentang penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja kini terfokus pada merek inti Volkswagen.
Langkah ini tentu saja akan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan industri otomotif di Jerman, serta dampaknya terhadap ribuan pekerja yang bergantung pada VW.