Desa Ketapanrame, sebuah permata tersembunyi di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kini menjelma menjadi destinasi wisata yang semakin populer. Keindahan alamnya yang menakjubkan, dipadukan dengan kekayaan budaya dan aneka program edukatif, menjadikan desa ini sebagai tujuan wisata yang menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi semua kalangan. Luas wilayahnya yang mencapai lebih dari 1.000 hektare, termasuk kawasan hutan konservasi dan produksi serta Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo, menghadirkan suasana sejuk dan menenangkan bagi para pengunjung.
Keberagaman wisata yang ditawarkan menjadi daya tarik utama Desa Ketapanrame. Pengunjung dapat menemukan berbagai pilihan aktivitas yang disesuaikan dengan minat dan preferensi mereka, baik itu petualangan di alam bebas, relaksasi di taman yang indah, atau pembelajaran budaya dan lingkungan.
Pesona Alam Ketapanrame: Surga Tersembunyi di Mojokerto
Desa Ketapanrame menawarkan panorama alam yang memukau. Pemandangan sawah hijau membentang luas di Wisata Sawah Sumber Gempong.
Air terjun yang menawan, seperti Air Terjun Dlundung dan Air Terjun Talang, menyuguhkan kesegaran air pegunungan yang jernih.
Keindahan alamnya tak berhenti sampai di situ. Pengunjung juga dapat merasakan sensasi menjelajahi hutan yang masih asri melalui program Jelajah Alas.
Pengalaman unik juga bisa didapatkan di kebun kopi lokal, memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung akan proses budidaya kopi.
Eksplorasi Budaya dan Tradisi Lokal
Ketapanrame juga kaya akan tradisi dan budaya Jawa yang masih terjaga kelestariannya.
Pertunjukan seni tradisional seperti pencak silat dan bantengan akan memanjakan mata para pengunjung.
Alunan gamelan dan tarian Mayang Rontek yang menawan akan menambah pengalaman budaya yang mendalam.
Pengalaman ini memberikan kesempatan langka untuk mengenal lebih dekat warisan budaya Jawa yang autentik.
Petualangan Edukasi yang Menarik
Selain wisata alam dan budaya, Desa Ketapanrame juga menyediakan berbagai kegiatan edukasi yang interaktif dan menyenangkan.
Program edukasi ini dirancang untuk semua kalangan, dari pelajar hingga keluarga, dan berfokus pada kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.
Beberapa kegiatan edukasi yang ditawarkan antara lain: menanam padi, membajak sawah, pembuatan jamu tradisional, pembuatan samiler (keripik khas lokal), budidaya maggot untuk pakan ternak, dan pelatihan pengelolaan sampah.
Melalui program-program ini, pengunjung tidak hanya berwisata, tetapi juga belajar dan turut serta menjaga kelestarian lingkungan.
Desa Ketapanrame, dengan luas wilayah 345,642 hektare wilayah perdesaan, 483 hektare wilayah Perum Perhutani (terdiri dari 379 hektare hutan konservasi dan 104 hektare hutan produksi), serta 240 hektare wilayah Tahura R. Suryo yang sepenuhnya untuk konservasi, telah berhasil memadukan keindahan alam, kekayaan budaya, dan program edukatif yang inovatif. Desa ini bukan hanya menawarkan destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa dapat mengembangkan potensi lokalnya untuk kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Keberhasilan ini patut menjadi inspirasi bagi desa-desa wisata lainnya di Indonesia.
