Topreneur – Partai NasDem memilih untuk tidak menempatkan kadernya dalam jajaran kabinet pemerintahan Prabowo Subianto. Keputusan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya dari eks Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.
"Saya apresiasi pendirian NasDem yang tidak masuk Kabinet Prabowo," ujar Musni melalui akun X-nya. Musni berharap langkah NasDem ini akan diikuti oleh partai-partai lain di luar kekuasaan, khususnya PDIP, yang juga mendukung pemerintahan Prabowo.
"Semoga partai lain di luar kekuasaan, tetapi tetap mendukung pemerintahan Prabowo seperti yang dilakukannya NasDem," harapnya.
Sebelumnya, NasDem telah menyatakan sikap untuk tidak masuk dalam kabinet Prabowo. Meskipun demikian, partai besutan Surya Paloh ini menegaskan bahwa mereka tetap akan mendukung pemerintahan Prabowo dan Gibran.
"Bukan (oposisi), kita tetap dalam barisan pemerintahan Pak Prabowo, Pak Gibran. Jadi kita men-support dan mendukung sepenuhnya apa yang menjadi keputusan kebijakan dan program pemerintahan Pak Prabowo," jelas Wakil Ketua NasDem, Saan Mustopa.
Saan juga menegaskan bahwa keputusan NasDem bukan karena penawaran portofolio pos menteri yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. NasDem memilih untuk tidak mendorong kadernya untuk masuk ke dalam kabinet.
"Tidak ada (karena posisi menteri tak strategis), itu tidak ada sama sekali. Jadi bukan karena misalnya portofolionya nggak pas, itu nggak ada sama sekali. Ini lebih kepada sekali lagi kita merasa kurang pas gitu ya kalau kita ngedorong-dorong untuk menempatkan kader-kadernya di kabinet," jelasnya.
"Tapi bahwa kita memberikan dukungan itu sejak awal. Jadi sebelum yang lain memberi dukungan, kita sejak awal sudah memberikan dukungan kepada Pak Prabowo," sambungnya.