Rahasia Jari Berkerut Saat Basah: Penjelasan Sains Menakjubkan

Redaksi

Rahasia Jari Berkerut Saat Basah: Penjelasan Sains Menakjubkan
Sumber: Detik.com

Pernahkah Anda memperhatikan jari-jari tangan Anda yang mengerut setelah berendam lama di air? Fenomena ini mungkin tampak sepele, namun di baliknya tersimpan penjelasan ilmiah yang menarik. Kerutan pada jari tangan dan kaki saat basah bukanlah sekadar efek samping, melainkan mekanisme tubuh yang memiliki fungsi tertentu.

Proses pengerutan ini terjadi akibat perubahan konsentrasi garam pada lapisan luar kulit. Kontak dengan air menyebabkan penurunan konsentrasi garam tersebut.

Alasan Jari Berkerut Saat Basah: Sebuah Mekanisme Adaptasi

Ketika jari terendam air, lapisan luar kulit menyerap air, mengurangi konsentrasi garam. Perubahan ini dideteksi oleh serabut saraf dan disampaikan ke otak.

Otak kemudian merespon dengan memicu retraksi otomatis pembuluh darah kecil di kulit. Penyeretan permukaan kulit oleh pembuluh darah yang menyusut inilah yang menyebabkan jari-jari mengerut.

Proses ini mengakibatkan perubahan tekstur kulit jari menjadi lebih kasar, mirip dengan permukaan buah prem. Meskipun pembuluh darah hanya sedikit berubah posisi, efeknya cukup signifikan pada tekstur kulit.

Insinyur biomedis Guy German dari Universitas Binghamton, New York, menjelaskan dalam Science Alert bahwa pembuluh darah di kulit relatif statis dibandingkan pembuluh darah di bagian tubuh lain. Perubahan kecil pada posisi mereka pun cukup untuk menimbulkan efek pengerutan yang terlihat.

Keuntungan Evolusioner Jari yang Mengerut

Kerutan pada jari bukan sekadar efek samping yang tidak berguna. Sebaliknya, perubahan tekstur kulit ini memberikan keuntungan adaptif.

Alur dan tonjolan sementara pada kulit basah meningkatkan cengkeraman jari tangan dan kaki. Ini membantu kita menggenggam benda basah dengan lebih baik dan berjalan di permukaan yang licin dengan lebih mudah.

Bayangkan mencoba memegang batu basah tanpa kerutan di jari. Alur dan tonjolan pada kulit yang mengerut meningkatkan daya cengkeram, mencegah benda licin terlepas dari genggaman.

Orang dengan Kerusakan Saraf Tidak Mengalami Pengerutan Jari

Hipotesis awal mengenai pengerutan jari karena pembengkakan kulit telah terbantahkan. Penelitian menunjukkan pembengkakan minimal 20 persen baru dapat menyebabkan pengerutan.

Lebih lanjut, penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang dengan kerusakan saraf tidak mengalami pengerutan jari saat basah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem saraf berperan penting dalam mekanisme pengerutan ini.

Guy German menambahkan, temuan ini didapat setelah seorang mahasiswa yang mengalami kerusakan saraf median pada jarinya ikut dalam penelitian. Hasilnya, jari mahasiswa tersebut tidak mengalami pengerutan saat terendam air.

Kesimpulannya, pengerutan jari saat basah adalah mekanisme adaptasi yang kompleks dan terkontrol oleh sistem saraf, memberikan keuntungan evolusioner dalam kondisi basah.

Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami secara detail proses fisiologis di balik fenomena menarik ini. Namun, yang jelas, kerutan pada jari kita saat basah merupakan bukti lain dari kecerdasan desain tubuh manusia.

Also Read

Tags

Topreneur