Sakit testis, terutama hanya pada satu sisi, bisa menjadi tanda berbagai kondisi medis. Meskipun kita cenderung berasumsi rasa sakit akan terjadi di kedua sisi, kenyataannya banyak kasus hanya melibatkan satu testis. Memahami penyebabnya penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Artikel ini akan membahas beberapa kemungkinan penyebab nyeri testis sebelah, ditinjau secara medis oleh Dr.dr. Prahara Yuri, Sp.U(K),FICS.
Varikokel: Pembengkakan Pembuluh Darah Testis
Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah di dalam skrotum, yang terjadi pada sekitar 15 persen pria. Kondisi ini seringkali lebih sering terjadi di testis kiri.
Hal ini disebabkan karena vena di sisi kiri lebih rendah, sehingga katup vena kesulitan mendorong darah kembali ke tubuh.
Kebanyakan varikokel tidak memerlukan pengobatan, kecuali jika menyebabkan rasa sakit atau masalah kesuburan.
Jika perlu penanganan, operasi mungkin dilakukan untuk menutup aliran darah di vena yang membesar dan mengalihkannya ke vena lain.
Torsio Testis: Darah Terputus ke Testis
Torsio testis merupakan kondisi serius di mana tali sperma terpelintir, menghentikan aliran darah ke testis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera.
Gejala torsio testis meliputi nyeri hebat di satu sisi skrotum, mual dan muntah, serta kemerahan atau penggelapan skrotum. Pembengkakan pada skrotum juga bisa terjadi.
Torsio testis lebih sering terjadi di sisi kiri. Penanganan cepat, biasanya berupa pembedahan, sangat penting untuk menyelamatkan testis.
Epididimitis: Peradangan pada Epididimis
Epididimitis merupakan peradangan pada epididimis, saluran yang membawa sperma dari testis. Penyebab paling umum adalah infeksi bakteri, seringkali dari infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore.
Gejala epididimitis termasuk kemerahan, bengkak, dan nyeri pada testis. Nyeri saat buang air kecil atau ejakulasi juga mungkin terjadi. Keluarnya cairan dari penis atau darah dalam air mani juga bisa menjadi tanda epididimitis.
Pria yang berhubungan seks tanpa kondom berisiko lebih tinggi terkena epididimitis. Pengobatan umumnya melibatkan antibiotik.
Orkitis: Peradangan pada Testis
Orkitis adalah peradangan pada testis itu sendiri, biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Nyeri bisa dimulai di satu testis dan menyebar ke seluruh skrotum.
Selain nyeri, orkitis juga ditandai dengan pembengkakan dan rasa hangat pada skrotum. Virus gondongan merupakan penyebab umum, tetapi IMS dan infeksi saluran kemih juga dapat menyebabkannya.
Penanganan orkitis bergantung pada penyebabnya, dan mungkin termasuk pengobatan antivirus atau antibiotik.
Spermatokel: Kista di Saluran Sperma
Spermatokel adalah kista berisi cairan yang terbentuk di saluran sperma. Kista kecil mungkin tanpa gejala.
Jika spermatokel membesar, dapat menyebabkan rasa sakit dan berat pada testis yang terkena.
Pengobatan mungkin diperlukan jika kista menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Spermatokelektomi, prosedur pembedahan pengangkatan kista, mungkin diperlukan, tetapi berisiko memengaruhi kesuburan.
Hernia Inguinalis: Tonjolan di Daerah Selangkangan
Hernia inguinalis terjadi ketika bagian dari usus mendorong melalui titik lemah di otot dinding perut. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri di daerah selangkangan, yang bisa terasa seperti nyeri testis.
Gejala lainnya meliputi tonjolan di bagian bawah perut, yang mungkin lebih terlihat saat berdiri atau mengangkat beban berat.
Pengobatan hernia inguinalis biasanya melibatkan pembedahan untuk memperbaiki otot dinding perut.
Prostatitis: Peradangan pada Kelenjar Prostat
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat, sering disebabkan oleh infeksi bakteri dari saluran kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri di berbagai area, termasuk di selangkangan dan area sekitar testis.
Gejala lain termasuk nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan nyeri pada perut bagian bawah. Urine keruh atau berdarah juga dapat terjadi.
Pengobatan prostatitis bergantung pada penyebabnya, dan bisa termasuk antibiotik atau obat pereda nyeri.
Nyeri testis, baik di satu sisi atau kedua sisi, memerlukan evaluasi medis. Meskipun beberapa kondisi dapat ditangani tanpa pengobatan, nyeri yang menetap atau disertai gejala lain seperti demam, mual, atau pembengkakan harus segera diperiksakan ke dokter. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.