Geopark Toba: Komisi VII Bongkar Kendala Menuju UNESCO

Redaksi

Geopark Toba: Komisi VII Bongkar Kendala Menuju UNESCO
Sumber: Detik.com

Geopark Kaldera Toba, destinasi wisata geologi spektakuler yang membentang di Sumatera Utara, tengah berjuang untuk memenuhi tujuh rekomendasi UNESCO guna mempertahankan statusnya sebagai Global Geopark. Proses ini, ternyata, tidaklah mudah. Berbagai tantangan kompleks dihadapi pengelola dalam menjalankan rekomendasi tersebut.

Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu, baru-baru ini memberikan pandangannya mengenai kendala yang dihadapi pengelola Geopark Kaldera Toba. Penjelasan beliau memberikan gambaran nyata mengenai kompleksitas masalah yang dihadapi dan upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.

Tujuh Rekomendasi UNESCO yang Menjadi Tantangan

UNESCO, organisasi pendidikan, ilmiah, dan kebudayaan PBB, menetapkan tujuh rekomendasi penting bagi pengelolaan Geopark Kaldera Toba. Rekomendasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari konservasi lingkungan hingga pengembangan ekonomi berkelanjutan.

Keberhasilan memenuhi rekomendasi ini sangat krusial bagi kelanjutan status Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu warisan geologi dunia yang diakui UNESCO. Kegagalan memenuhi standar akan berdampak pada pencabutan status tersebut.

Kendala Utama: Keterbatasan Sumber Daya dan Koordinasi

Menurut Bane Raja Manalu, salah satu kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya. Ini termasuk keterbatasan dana, tenaga ahli, dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengelolaan yang optimal.

Selain itu, koordinasi antar lembaga dan stakeholder terkait juga menjadi tantangan. Pengelolaan Geopark Kaldera Toba melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat lokal, hingga swasta. Sinkronisasi program dan kerja sama yang efektif sangat diperlukan.

Keterbatasan Dana Pengelolaan

Anggaran yang tersedia untuk pengelolaan Geopark Kaldera Toba seringkali dianggap tidak memadai. Hal ini membuat pelaksanaan program konservasi dan pengembangan menjadi terbatas.

Kurangnya Tenaga Ahli Spesialis

Kepakaran tertentu dibutuhkan untuk mengelola suatu geopark sekelas Geopark Kaldera Toba. Kurangnya tenaga ahli di bidang geologi, ekowisata, dan manajemen menjadi hambatan dalam pelaksanaan program-program yang dibutuhkan.

Peran Pemerintah dan Solusi yang Diusulkan

Pemerintah pusat dan daerah memiliki peran penting dalam mengatasi kendala tersebut. Dukungan finansial yang adekuat sangat diperlukan.

Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan keahlian juga merupakan solusi yang penting.

  • Peningkatan anggaran untuk pengelolaan Geopark Kaldera Toba.
  • Program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pengelola dan masyarakat lokal.
  • Penguatan koordinasi antar lembaga dan stakeholder terkait.
  • Pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah pengelolaan dan monitoring.

Bane Raja Manalu juga menyoroti pentingnya pengembangan ekonomi berkelanjutan di sekitar kawasan Geopark Kaldera Toba. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal serta mendukung kelestarian geopark.

Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan harus dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan dan budaya lokal. Keseimbangan ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia.

Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi Geopark Kaldera Toba menunjukkan perlunya komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Kerja sama yang efektif dan dukungan yang adekuat sangat diperlukan untuk memastikan kelestarian dan pengembangan geopark ini untuk generasi mendatang. Keberhasilan ini bukan hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga pada dunia melalui pelestarian warisan geologi dunia yang berharga.

Also Read

Tags

Topreneur