Paus Fransiskus Pilih Guest House Sederhana, Tolak Istana Mewah

Redaksi

Kehidupan sederhana Paus Fransiskus, jauh dari kemewahan Istana Apostolik Vatikan, menjadi cerminan kepemimpinannya yang dekat dengan umat. Ia memilih tinggal di Casa Santa Marta, sebuah guest house yang lebih mirip hotel sederhana ketimbang istana megah. Pilihan ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan refleksi dari visi gerejanya yang lebih sederhana dan berorientasi pada pelayanan.

Keputusan Paus Fransiskus ini menjadi sorotan dunia dan menginspirasi banyak orang. Bagaimana kehidupan sehari-harinya di tempat tinggal sederhana tersebut? Mari kita telusuri lebih dalam.

Casa Santa Marta: Rumah Sederhana Paus Fransiskus

Berbeda dengan pendahulunya yang menempati apartemen kepausan di Istana Apostolik, Paus Fransiskus memilih Casa Santa Marta sebagai tempat tinggalnya. Bangunan lima lantai ini dibangun pada tahun 1996 atas inisiatif Paus Yohanes Paulus II.

Casa Santa Marta memiliki suasana yang lebih mirip hotel sederhana, jauh dari kesan istana megah. Suasana ini memungkinkan Paus Fransiskus untuk berinteraksi lebih dekat dengan para imam dan tamu lainnya.

Kehidupan Sehari-hari Paus Fransiskus di Casa Santa Marta

Paus Fransiskus memulai harinya sebelum fajar. Ia berdoa dan memimpin misa di kapel kecil yang berada di lantai dasar Casa Santa Marta.

Ia juga membiasakan diri makan di ruang makan bersama, bercengkerama dengan para imam dan tamu. Kebiasaan ini berbeda dengan para pendahulunya yang kerap makan sendiri.

Ruang kerjanya juga difungsikan sebagai ruang pertemuan untuk menerima tamu. Di sana, ia menerima tamu dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sipil hingga diplomat dan delegasi negara sahabat.

Paus Fransiskus awalnya menempati kamar 207 selama konklaf, kemudian pindah ke Suite 201. Suite seluas sekitar 50 meter persegi ini terbilang sederhana, dilengkapi ruang tamu dengan sofa, rak buku, salib kayu, dan patung kecil Bunda Maria Luján.

Suasana Kamar Tidur Paus Fransiskus

Interior kamar tidur Paus Fransiskus didominasi oleh kayu bergaya klasik. Suasana kamar ini menciptakan nuansa tenang dan sederhana.

Komitmen pada Gereja yang Sederhana dan untuk Kaum Miskin

Pilihan tempat tinggal sederhana bukan hal baru bagi Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio. Saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, ia juga menolak tinggal di Istana Keuskupan dan memilih tempat tinggal sederhana.

Ia bahkan sering memasak untuk dirinya sendiri. Komitmen ini terus ia jaga, seperti saat kunjungan ke Indonesia di mana ia memilih tinggal di Kedutaan Takhta Suci Vatikan daripada hotel mewah.

Paus Fransiskus wafat di Casa Santa Marta pada 21 April 2025. Kepergiannya mengingatkan kita pada komitmennya terhadap Gereja yang miskin dan untuk kaum miskin, serta perlawanannya terhadap budaya keistimewaan di kalangan gerejawi.

Dengan memilih hidup sederhana di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus bukan hanya meninggalkan warisan spiritual yang mendalam, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati terletak pada kerendahan hati dan dedikasi terhadap pelayanan, bukan pada kemewahan duniawi. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjalani hidup yang lebih sederhana dan bermakna.

Also Read

Tags

Topreneur