Indonesia terus berbenah dalam hal infrastruktur untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Salah satu contohnya adalah pembangunan *underpass*, terowongan yang dibangun di bawah jalan raya atau jalur kereta api, guna mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi waktu perjalanan. Beberapa *underpass* telah dibangun di berbagai kota, seperti di Simpang Joglo, Gatot Subroto, dan Pasar Rebo, Jakarta. Namun, baru-baru ini, sebuah *underpass* di Yogyakarta menarik perhatian karena dinobatkan sebagai yang terpanjang di Indonesia.
Berlokasi di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, *underpass* ini memiliki sejumlah fakta menarik yang patut diketahui. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Peresmian oleh Presiden Jokowi dan Kontribusi Ekonomi
Underpass YIA diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, pada tahun 2020. Proyek ini merupakan bagian dari program strategis nasional.
Pembangunan *underpass* ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, khususnya sektor pariwisata. Akses yang lebih lancar menuju destinasi wisata seperti Borobudur dan Prambanan diyakini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
2. Biaya Pembangunan dan Durasi Proyek
Pembangunan *underpass* YIA oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga menelan biaya mencapai Rp 293 miliar. Dana tersebut bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) / Sukuk Negara Tahun Anggaran 2018-2019.
Proyek ini memakan waktu kurang lebih satu tahun, dimulai pada 6 Desember 2019 dan resmi dibuka untuk umum pada 24 Januari 2020. Proses pembangunan yang relatif cepat menunjukkan efisiensi kerja yang tinggi.
3. Rekor MURI dan Spesifikasi Teknis
Underpass YIA berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai *underpass* terpanjang di Indonesia. Panjangnya mencapai 1.436 meter, termasuk ruas Jalur Pantai Selatan (Pansela).
Terowongan utama memiliki panjang 1.095 meter dengan lebar 7,85 meter. Demi keamanan, *underpass* dilengkapi dengan lapisan pelindung *sheet pile*, empat pompa, dan delapan pintu darurat.
4. Integrasi dengan Jalur Pantai Selatan (Pansela)
Underpass YIA merupakan bagian integral dari Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa. Ia berada di bawah penghubung terminal 2 dan 3 Bandara YIA.
Pembangunan *underpass* ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan terputusnya akses Jalan Pansela akibat pembangunan *runway* Bandara YIA. Sistem peringatan suara juga telah terpasang untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
5. Ornamen Seni Lokal yang Memperkaya Estetika
Selain fungsi utamanya, *underpass* YIA juga mempercantik pemandangan dengan ornamen seni khas Yogyakarta dan Kulon Progo. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata dan mengangkat budaya lokal.
Beberapa ornamen yang dapat ditemukan di *underpass* ini antara lain motif Tari Jathilan, Tari Angguk Putri, Kalamakara, dan Setilir Gebleg Renteng. Integrasi seni dan infrastruktur ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di sepanjang Jalur Pansela.
Dengan segala keunggulannya, Underpass YIA bukan hanya infrastruktur transportasi yang efisien, tetapi juga karya seni yang memperkaya estetika dan identitas lokal. Keberadaannya menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur berkualitas sekaligus mempromosikan budaya daerah. Semoga keberhasilan proyek ini dapat menginspirasi pembangunan infrastruktur serupa di daerah lain di Indonesia.