Pemerintah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) berkomitmen meningkatkan daya tarik wisata Wae Rebo, sebuah desa adat unik di atas awan. Langkah-langkah strategis tengah dilakukan untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan, sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal. Pembangunan infrastruktur dan pengelolaan yang terencana menjadi kunci utama dalam pengembangan destinasi wisata ini.
Salah satu upaya konkrit yang dilakukan adalah pembangunan fasilitas pendukung bagi wisatawan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan dan pengalaman berwisata di Wae Rebo.
Pembangunan Fasilitas Parkir di Wae Ntijo
Pemkab Manggarai membangun area parkir di Wae Ntijo, sekitar 1 kilometer dari titik awal pendakian menuju Wae Rebo. Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit, menjelaskan bahwa pembangunan ini bertujuan untuk mengatur arus kunjungan wisatawan.
Pembangunan area parkir ini juga bertujuan untuk mengatasi keluhan wisatawan yang kerap merasa tidak nyaman karena didekati warga lokal secara berlebihan. Dengan adanya tempat parkir terpadu, diharapkan pengelolaan kunjungan menjadi lebih tertib dan terkendali.
Pengelolaan area parkir akan diserahkan kepada pemerintah desa setempat. Hal ini bertujuan agar pengelolaan menghasilkan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat Wae Ntijo.
Peningkatan Akses Jalan Menuju Wae Rebo
Pemkab Manggarai juga fokus pada peningkatan akses jalan menuju Wae Rebo. Pembangunan infrastruktur jalan terus berlanjut, baik dari arah barat (batas Manggarai Barat hingga Desa Dintor) maupun dari arah selatan (Todo–Narang).
Sekitar 7 kilometer jalan masih perlu diselesaikan. Pemkab Manggarai menargetkan penyelesaian pembangunan jalan tersebut dalam dua tahun mendatang. Peningkatan aksesibilitas ini sangat penting untuk memudahkan wisatawan mencapai Wae Rebo.
Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Berkelanjutan
Pemerintah Kabupaten Manggarai mengapresiasi peran aktif generasi muda dalam kelembagaan adat Wae Rebo. Kepemimpinan muda dinilai memberikan penyegaran dalam pengelolaan destinasi wisata.
Desa Wae Rebo bahkan telah menutup kunjungan selama bulan Januari untuk penataan ulang. Langkah ini dilaporkan telah meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan keberhasilan pengelolaan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Keunggulan Wisata Manggarai Selain Wae Rebo
Selain Wae Rebo, Kabupaten Manggarai menawarkan beragam destinasi wisata menarik lainnya. Desa Adat Todo, Ruteng Puu, situs arkeologi Liang Bua, dan persawahan berbentuk jaring laba-laba menjadi daya tarik tersendiri.
Tradisi tenun ikat, kopi lokal berkualitas tinggi, kekayaan budaya adat, dan wisata religi juga memperkaya pengalaman wisata di Manggarai. Keberagaman ini menjanjikan pengalaman wisata yang unik dan berkesan bagi para pengunjung.
Semua upaya pengembangan destinasi wisata di Manggarai ini selaras dengan dukungan terhadap Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Pengembangan pariwisata di Manggarai diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan sektor pariwisata nasional.
Semua upaya yang dilakukan oleh Pemkab Manggarai menunjukkan komitmen serius dalam pengembangan sektor pariwisata. Dengan strategi yang terintegrasi dan berkelanjutan, Wae Rebo dan destinasi wisata lainnya di Manggarai berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya setempat.