Perburuan liar telah menyebabkan kepunahan sejumlah spesies hewan. Manusia, dengan nafsu konsumtifnya, berperan besar dalam tragedi ini. Meskipun tak semua kepunahan disebabkan manusia, banyak spesies yang hilang secara langsung akibat ulah kita.
Dari burung Dodo yang ikonik hingga mamut berbulu yang megah, berikut lima hewan yang punah akibat campur tangan manusia.
5 Hewan yang Punah Karena Ulah Manusia
1. Burung Dodo (Raphus cucullatus)
Burung Dodo, yang tak bisa terbang, dulunya hidup di Pulau Mauritius, Samudra Hindia.
Burung besar ini, dengan bulu biru-abu-abu dan kepala besar, menjadi korban mudah para pelaut Portugis yang menemukannya sekitar tahun 1507.
Para pelaut menjadikan Dodo sebagai sumber protein mudah selama pelayaran. Kedatangan mamalia seperti monyet, babi, dan tikus juga turut merusak habitat dan memangsa telur Dodo.
Penampakan terakhir Dodo tercatat pada tahun 1681. Kepunahannya menjadi simbol dampak perburuan manusia terhadap spesies yang tak berdaya.
2. Sapi Laut Steller (Hydrodamalis gigas)
Sapi Laut Steller, ditemukan pada 1741 oleh naturalis Georg W. Steller, menghuni perairan pantai Kepulauan Commander di Laut Bering.
Hewan raksasa ini, jauh lebih besar dari manatee dan dugong modern, mencapai panjang 9-10 meter dan berat 10 ton.
Sifatnya yang jinak dan kebiasaan mengapung di permukaan laut menjadikannya sasaran empuk bagi para pemburu anjing laut Rusia.
Hanya dalam waktu kurang dari 30 tahun sejak penemuannya, Sapi Laut Steller punah pada 1768. Tidak ada spesimen yang terawetkan hingga kini.
3. Merpati Penumpang (Ectopistes migratorius)
Merpati Penumpang terkenal karena kawanan migrasinya yang sangat besar, mampu menggelapkan langit selama berhari-hari.
Miliaran burung ini pernah menghuni Amerika Utara bagian timur. Namun, perburuan massal untuk diambil dagingnya menyebabkan penurunan populasi yang drastis.
Perburuan yang intensif, terutama sejak tahun 1870, membuat spesies ini punah di awal abad ke-20.
Upaya pengembangbiakan di penangkaran pun gagal. Martha, merpati penumpang terakhir, mati pada 1 September 1914 di Kebun Binatang Cincinnati.
4. Auk Besar (Pinguinus impennis)
Auk Besar, burung laut yang tak bisa terbang, mendiami pulau-pulau berbatu di Atlantik Utara.
Burung ini, berukuran sekitar 75 cm dengan sayap pendek untuk berenang, diburu untuk diambil daging dan dijadikan umpan.
Perburuan intensif, khususnya pada awal 1800-an, mengakibatkan kepunahannya.
Spesimen terakhir diketahui dibunuh pada Juni 1844 di Pulau Eldey, Islandia, untuk koleksi museum.
5. Mamut Berbulu (Mammuthus primigenius)
Mamut Berbulu punah sekitar 7.500 tahun lalu, setelah berakhirnya Zaman Es terakhir.
Meskipun perubahan iklim berperan, penelitian menunjukkan perburuan manusia menjadi faktor utama kepunahannya.
Kombinasi perburuan besar-besaran dan perubahan iklim yang drastis mengakibatkan kepunahan mamut raksasa ini.
Bahkan mamut yang perkasa tak mampu bertahan menghadapi tekanan perburuan dan perubahan lingkungan yang ekstrem.
Kelima spesies ini hanyalah sebagian kecil dari banyak hewan yang punah akibat ulah manusia. Kisah kepunahan mereka menjadi peringatan penting tentang dampak aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati dan perlunya konservasi alam yang lebih efektif.