Mengendalikan emosi, terutama amarah, adalah keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi setiap individu terhadap kemarahan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) mencoba mengkategorikannya, menunjukkan beberapa tipe lebih rentan mengalami kesulitan mengelola emosi negatif.
Beberapa tipe MBTI cenderung lebih mudah meledak atau malah terlalu menekan perasaan hingga berdampak negatif pada kesejahteraan mental. Mari kita telusuri tipe-tipe MBTI yang lebih sering mengalami tantangan dalam mengatur emosi dan kemarahan, berdasarkan analisis dari 16Personalities.
Tipe MBTI dengan Strategi “Turbulent”: Rentan Emosi Negatif
Individu dengan strategi “Turbulent” dalam MBTI cenderung lebih rentan terhadap emosi negatif seperti kemarahan. Dibandingkan dengan tipe “Assertive”, mereka sering merasa kesulitan mengendalikannya.
Keraguan diri dan frustrasi sering menjadi pemicu kemarahan pada tipe ini. Hal ini dapat berujung pada ledakan emosi atau penekanan emosi yang tidak sehat.
Berikut beberapa tipe MBTI yang termasuk dalam kategori strategi Turbulent: INFP-T, INFJ-T, ISFP-T, ENFP-T, ENFJ-T, ESFP-T, ESFJ-T, ISTP-T, ESTP-T, ENTP-T, dan ENTJ-T.
Tipe-tipe ini cenderung lebih emosional dan mudah tersinggung. Mereka mungkin menyimpan kemarahan dalam hati atau melampiaskannya secara tiba-tiba.
Tipe INFP, ISFP, dan ISTP: Ekspresi dan Penekanan Emosi yang Kompleks
INFP (Introverted, Intuitive, Feeling, Perceiving) seringkali dikenal sebagai tipe yang sangat perasa dan cenderung menahan kemarahan mereka.
Mereka menghindari konflik dan lebih memilih menyendiri atau berkreasi saat marah. Namun, penekanan emosi ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan mental jangka panjang.
ISFP (Introverted, Sensing, Feeling, Perceiving) menunjukkan pola yang lebih kompleks. Mereka bisa mengekspresikan atau menahan amarah tergantung situasi.
Kesulitan mengelola emosi negatif pada ISFP terkadang bermanifestasi sebagai perilaku pasif-agresif atau ledakan emosi yang tak terduga.
ISTP (Introverted, Sensing, Thinking, Perceiving) tampak tenang di permukaan. Namun, jika merasa terkekang atau dipaksa mengekspresikan emosi, mereka bisa meledak dengan intens.
Mereka lebih suka memproses emosi secara internal dan merasa tidak nyaman dengan ekspresi emosi yang terbuka.
Tipe ENFJ, ISFJ, dan INFJ: Beragam Cara Menghadapi Kemarahan
ENFJ (Extraverted, Intuitive, Feeling, Judging) cenderung mengekspresikan kemarahan secara terbuka, terutama saat merasa disalahpahami.
Mereka membutuhkan saluran untuk menyalurkan emosi dan merasa kesulitan jika tidak ada orang untuk diajak berbagi.
ISFJ (Introverted, Sensing, Feeling, Judging), sebaliknya, lebih sering menahan kemarahan dan menghindari konfrontasi. Penekanan ini dapat berakumulasi menjadi rasa kesal dan perilaku pasif-agresif.
INFJ (Introverted, Intuitive, Feeling, Judging) juga cenderung menekan kemarahan dan menghindari konflik. Mereka lebih suka introspeksi atau berkreasi untuk memproses emosi.
Namun, jika merasa dikhianati atau disalahpahami, mereka mungkin bereaksi dengan kata-kata tajam dan menjauh dari hubungan.
Memahami Kecenderungan Emosional untuk Pengelolaan yang Lebih Baik
Tipe MBTI dengan strategi Turbulent dan/atau fungsi Feeling yang dominan seringkali menghadapi tantangan dalam mengatur emosi, terutama kemarahan.
Mereka mungkin menekan emosi, meledak, atau bersikap pasif-agresif. Memahami kecenderungan ini penting untuk mengembangkan strategi pengelolaan emosi yang lebih sehat.
Mengetahui tipe MBTI seseorang bukan hanya sekadar pengelompokan kepribadian, tetapi juga bisa menjadi alat bantu untuk memahami potensi kesulitan dalam mengelola emosi. Dengan pemahaman ini, individu bisa mengembangkan strategi koping yang lebih efektif dan membangun kesejahteraan mental yang lebih baik.